Langsung ke konten utama

Angin Segar Bu Kanjeng Dalam Nenulis

Angin Segar Bu Kanjeng Dalam Menuli

 

     Saat  merasa bingung dan tak tau harus  dari mana mengawali menumpahkan ide-ide dalam isi kepala saya. Saya merasa ada angin segar untuk menumpahkan ide tersebut melalui sahabat saya bu Aam. Terimakasi bu Aam yang telah dengan sabar mengajari saya untuk membuat akun blog.


     Kemudian bu Aam mengajak saya untuk menjadi anggota belajar menulis gelombang 16. Setelah saya mengikuti tiga materi dari narasumber. Saya ditantang untuk mengikuti membuat antologi buku tentang awal menulis bersama Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd. Yang lebih dikenal dengan nama bu Kanjeng.


     Saya diberikan materi oleh bu Aam yang disampaikan oleh bu Kanjeng. Terus terang saya sangat senang, terharu, dan luar biasa antusiasnya. Karena, dari dulu saya ingin menulis tetapi tidak memiliki keberanian untuk menumpahkan ide-ide tersebut. Saya sering menulis fiksi berupa cerpen dan puisi. Tapi hanya untuk pribadi belum pernah dibukukan.


     Bu Kanjeng mengawali tulisannya dari kolom humor yang dilakukan teman-temannya. Bu Kanjeng menjadikan suaminya tokoh bangsawan solo yang sok tahu dan berwawasan luas. Dari situlah barangkali awal bu Sri disebut bu Kanjeng. Sungguh cerita yang unik dan mengesankan menurut saya sebutan bu Kanjeng ini.


     Bu Kanjeng bercerita tentang awalnya dalam menulis sampai bisa menerbitkan beberapa buku. Beliau menjelaskan melalui rekaman suara, bahwa beliau menulis diusia hampir jelita. Yaitu menjelang 50 tahun, selain itu beliau juga baru menyelesaikan S2nya. Melek internet, medsos, mau meng-upgrade diri untuk naik jelas kemudian jadi penulis buku handal.


     Saya yang masi muda, merasa malu dan tertantang. Bahwa selama ini saya banyak meluangkan waktu membaca karya orang lain. Tapi kenapa tidak membuat dan membaca karya sendiri. Pelajaran berharga tentunya pengalaman bu Kanjeng untuk saya. Saya berniat akan mulai menulis, meski saya tidak tahu apakah hasilnya akan bagus atau malah sebaliknya.


     Bu Kanjeng banyak menceritakan kisah perjuangannya dalam menulis sampai menerbitkan buku berikut ini:


1. Buku yang terbit pada bulan Oktober 2010 yang berjudul "SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris Untuk SMK Edisi Baru, Penerbit Erlangga".


2. Kemudian pada tahun 2009 bu Kanjeng kembali membuat buku yang berjudul " Ku Gelar Sajadah Cinta". Buku itu  berisi biografi perjalanan hidup beliau. Dari awal pertemuannya dengan suami dan memiliki anak sampai usia 50 tahun. Buku tersebut dengan tebal halaman 418 sangat menginspirasi saya bahwa menulis merupakan penjabaran dari pengalaman pribadi. Bukan hanya dari hasil melihat kita terhadap lingkungan sekitar.


3. Buku yang berjudul " The Stories of Wonder Women" merupakan buku ketiga bu Kanjeng. Yang mengisahkan motivasi perempuan tangguh dalam mencapai ridho Allah. Sangat luar biasa menurut saya, dan saya penasaran ingin membacanya.


4. Buku yang keempat yang berjudul "PerempuanTerbungkus"  merupakan sebuah novel yang menceritakan perempuan diera 70-an. Novel tersebut menceritakan peliknya seorang anak yang ditelantarkan Ibu dan Ayahnya di kota Solo. Kisah ini memperlihatkan betapa kerasnya seorang anak menjalani hidupnya. Dari susah dampai sukses, kemudian cerita tersebut happy ending ketika si tokoh bertemu dengan cinta sejatinya.


5. Buku kelima bu Kanjeng yang berjudul "Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islam". Buku tersebut menceritakan bagaimana kita mendidik anak dan menyiapkannya untuk memiliki mental juara.


     Dari lima buku yang sudah bu Kanjeng buat dan diterbitkan. Saya merasa takjub dengan keberhasilan yang beliau peroleh. Ternyata diusianya yang sudah tidak muda itu. Banyak prestasi yang didapatnya. Terus terang ini merupakan hal yang menarik dan luar biasa. Semoga saya bisa mengikuti jejak bu Kanjeng entah kapan itu terjadi. Semoga Allah memberikan jalan pada saya, amin.


     Dalam menulis bu Kanjeng memberikan tips agar bisa menjadi seorang penulis yaitu:


1. Banyak membaca. Karena dengan membaca kita dapat ide baru, sehingga jadikanlah membaca sebagai gaya hidup kita.


2. Mencoba menulis. Tulis yang kita lihat dan baca, kemudian kita tulis kembali di komputer, laptop, facabook, WhatsApp, Instagram, dan blog.  Hal tersebut akan menjadikan kita tebiasa dalam menuli.


3. Mengirim tulisan. Setelah kita memiliki tulisan, kemudian kirimkan tulisan tersebut ke penerbit buku.


4. Teruslah menulis. Pada saat tulisan kita tidak di terima penerbit atau sudah diterbitkan. Kita jangan berhenti sampai disitu. Teruskan menulis untuk mengembangkan kemampuan kita dan terus berkarya.


     Dalam menulis terkadang seseorang akan mengalami mood yang baik dan buruk. Bahkan tidak jarang juga seorang penulis sedang tidak memiliki ide. Kemudian bu Kanjeng memberitahukan solusi yang dapat menghindari hal tersebut. Yaitu kedisiplinan dalam menulis merupakan kunci sukses dalam nenulis. Dengan terlebih dahulu kita membuat kerangka tulisan. Kemudian targetkan untuk menulis, lalu fokus, memberi reward dan punishment pada diri sendiri. Saat mencapai target atau melebihi target. Kemudian memberi hukuman pada diri sendiri saat sebaliknya terjadi. 


     Saat menulis hal yang paling penting adalah memilih judul yang menarik. Karena saat seseorang melihat dan membaca karya kita  pertama kali yang dilihat yaitu judul. Seseorang akan sangat penasaran ketika melihat buku yang judulnya sangat menarik. Bu Kanjeng kemudian memberikan cara bagaimana kita dapat memilih judul yang nenarik untuk buku kita yaitu:


1. Sesuaikan dengan tema tulisan


2. Buat judul dengan kata yang mudah diingat


3. Buat orang penasaran


     Menurut bu Kanjeng, menjadi penulis itu tidak mudah. Banyak perjuangan yang telah dilakukannya. Apalagi buku yang ditulis sampai tembus ke penerbit mayor dan kemudian diterbitkan. Banyak penulis terkenal yang ditolak bahkan sampai 12 kali. Seperti penulis besar J.K Rowling yang terkenal dengan karyanya "Harry Potter". Selain itu di Indonesia sendiri awal menulis seorang Dewi Lestari mempublikasikan tulisannya melalui self publishing sehingga sukses dalam menerbitkan bukunya. Ada juga Clara Eng, AA Gym, Ary Ginanjar Agustiar yang menerbitkan sendiri bukunya. Sampai akhirya ada penerbit besar yang melirik dan tertarik menerbitkan karyanya.


     Dari pemaparan bu Kanjeng, saya merasa tergerak untuk segera membuat tulisan. Walaupun hasilnya entah seperti apa. Dari pengalaman yang beliau sampaikan. Menulis tidak terhalang waktu dan usia. Sampai pada akhirnya kita dapat mengukir sejarah melalui tulisan kita. Menulis merupakan keterampilan dan bukan bakat seseorang, jadi mulailah menulis dengan berbagai ide yang  berserak di sekitar kita. Jangan takut tetaplah menulis dan belajar mengupgred diri naik kelas. Menulislah dari hal yang kita sukai dan kuasai. Biarkan tulisan kita mengalir dan maju sampai akhir.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Dua Zaman

 # Pentigraf # Senin Menulis Cinta Dua Zaman      Matahari mengintip di balik celah jendela kamarku. Saat tiba-tiba bunyi telpon nyaring di meja kecil sudut kamar. Segera aku raih Handphone itu, timbul penasaran siapa yang menelpon. Ternyata Ayahku yang menelpon. Apa gerangan yang membuat Ayah menelpon sepagi ini. Sepertinya ada hal yang sangat penting. Ternyata Ayah menyuruhku pulang minggu depan. Aku katakan tidak bisa, karena minggu depan siswaku ujian lisan. Aku tinggal di perumahan salah Satu Pesantren Modern. Tapi Ayah tidak menerima alasan apapun. Terpaksa aku harus meminta izin pada pemilik Pesantren, agar bisa pulang  ke Sukabumi.      Bulan sabit menerangi malam remang-remang saat aku memasuki rumah dengan letih. Ayah dan Ibu nampak tersenyum senang menyambut kedatanganku. Tapi ada yang membuat aku bingung, kenapa saudara Ayah dan Ibu ada di rumah. " Nak, syukurlah kamu sudah datang. Pasti kamu lapar, lebih baik kamu makan dulu dan bersi...

Keunikan Kolecer

# Minggu menulis # Tema 'K'   Keunikan Kolecer       Saat ini   di Cipanas Lebak cuaca sedang tidak stabil. Kadang hujan lalu besoknya panas. Sedangkan angin bertiup sangat kencang. Seperti tadi malam, hujan dan angin sangat kencang. Halilintar juga sangat keras menggelegar.  Saat membuka gorden, saya melihat jemuran baju mau roboh. Saya tidak berani ke luar rumah hanya memperhatikannya saja, lewat jendela kaca. Tiba-tiba suara kolecer (baling bambu) sangat kencang, karena tertiup angin yang kencang. Semakin angin kencang, kolecer berputar dan mengeluarkan suara  yang merdu.  Suara kolecer yang merdu bisa menakuti hewan pengganggu seperti burung. Petani biasanya menempatkan kolecer di sawah bersama bebegig (orang-orangan sawah). Untuk melindungi padi dari hewan pengganggu seperti burung. Tapi masyarakat di sini menempatkan kolecer di atas pohon besar yang tinggi. Bahkan mereka sengaja menempatkan bambu yang besar dan panjang untuk menempatkan...

Mengejar Mimpi Jadi Juara

                    Mengejar Mimpi Jadi Juara      Rasanya tak ada yang tak mungkin untuk kita mengejar mimpi. Walau itu sulit sekali pun, tentu kita bisa berusaha. Untuk mencapainya dengan kerja keras, dan usaha yang maksimal.      Seperti yang  saya lakukan dan beberapa orang guru. Membimbing Retno murid saya untuk mengikuti "Lomba Bercerita Bahasa Indonesia" tingkat SLTP se-Kabupaten Lebak.      Hal itu bukan beban yang harus ditanggung. Tapi kewajiban yang harus dijalankan untuk keberhasilan sekolah kami tentunya. Saat Kepala Sekolah saya, Drs. Haryanto, M, M. Pd. Memberitahukan ada lombà itu. Saya merasa senang juga kawatir.     Saya hanya berusaha membimbing Retno dengan baik dibantu oleh ka Aip. Kemudian alhamdulilah dibantu juga ka Tendi dan Bu Endah. Jika saya melihat kepala sekolah yang sangat semangat.     Timbul juga semangat saya untuk membimbing dengan gi...