Langsung ke konten utama

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan




Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan

 Malam ini saya kembali bersemangat untuk menulis setelah beberapa hari saya sibuk  dengan berbagai aktivitas dan membaca novel. Saya belum bisa membatasi membaca novel. Itu kebiasaan saya dari sejak SMA. Malam ini kuliah menulis pematerinya sahabat saya Bu Aam Nurhasanah, S. Pd, yang biasa saya safa Omet.  Sedangkan moderatornya Mr. Bams. 



     Dalam menulis resume saya pertama kali diajak Bu Aam di gelombang 16. Walau saya mengikuti dipertengahan, tapi alhamdulilah saya, Bu Aam, guru-guru hebat dan Bu Kanjeng membuat buku antologi. Yang berjudul " Jejak Digital Motivator Andal".

     Itu merupakan tantangan menurut saya. Karena untuk pertama kalinya saya menulis buku. Walaupun saya sering menulis cerpen dan puisi tapi tidak pernah dipublikasikan atau dibukukan. Kemudian saya pun membuat lagi 3 antologi berupa puisi bersama guru-guru hebat dan Bu Kanjeng.

Dengan ramah dan semangat Bu Aam, menyapa para guru-guru hebat menulis gelombang 17. Beliau sekilas memaparkan pengalamannya yang mengenal Mr. Bams,  sebagai ketua kelas dan moderator kece di gelombang 8. 



Awal mengikuti kelas menulis Bu Aam mengaku tidak fokus, sehingga tertinggal oleh mr. Bams, Bu Noralia, Cak Mukminin, dan teman-teman guru-guru hebat lainnya. Akan tetapi Bu Aam akhirnya mendapat kekuatan baru. Kemudian beliau mengikuti kembali kegiatan menulis pada gelombang 12. Yang kemudian berhasil menerbitkan buku dari kumpulan 20 resume dari 20 narasumber hebat. 




dari situlah Bu Aam mulai bergabung dengan kelas Omjay dan guru-guru hebat PGRI. Kemudian beliau menjadi moderator online. Pengalaman beliau sebagai moderator online dibukukan agar pengalaman itu tidak hilang dan terlupakan tentunya.

Bu Aam merasa sangat bersyukur dengan mengikuti kegiatan menulis bersama Omjay. Karena, dengan kegiatan tersebut beliau bisa berbagi ilmu tentang "Teknik Membuat Resume Jadi Buku". Beliau menjelaskan tentang resume sekilas. Tak lupa Bu Aam juga mengingatkan pada peserta menulis untuk tidak mengcopy tulisan narasumber secara utuh.

Hal itu beliau jelaskan karena ada dari beberapa guru-guru hebat yang merasa semua yang dipaparkan narasumber penting. Sehingga apa yang dipaparkan ditulis semua secara utuh sesuai dengan yang dijelaskan oleh narasumber. Sama halnya mungkin dengan saya barangkali.

Sebetulnya mengikuti kegiatan menulis ini sangat menarik dan bermanfaat tentunya. Karena selain kita mendapatkan ilmu tentang menulis sampai menerbitkan buku. kita memiliki banyak teman guru-guru hebat dari berbagai penjuru Tanah Air kita ini. 



Alhamdulilah saya walau jarang menulis, saya bersama Bu Aam dan guru-guru bloger lainnya sudah menerbitkan 4 buku antologi. Baik yang sastra berupa puisi, maupun yang nonfiksi berupa resume bersama Bu Kanjeng.

Kemudian Bu Aam menjelaskan teknik dalam membuat resume untuk membuat buku yaitu:

1. Mengumpulkan resume dalam file word

Terus terang dalam mengumpulkan resume saya mengalami keterlambatan. berbagai kegiatan yang harus dijalani. Saya rasa pasti guru-guru hebat lainpun sama dengan saya. Akan tetapi mungkin guru-guru yang lain dapat konsisten dalam menulis. Tidak seperti saya yang masi menggunakan sistim mood.

Mengumpulkan resume seperti yang Bu Aam paparkan, merupakan hal yang sangat penting. Agar resume yang kita tulis tidak hilang dan tersusun dengan rapi. Yaitu harus disimpan dalam bentuk file word. Sehingga dalam penyusunan naskah buku kita tidak mengalami kesulitan.

2. Menentukan tema

Dalam menulis hal yang akan memudahkan kita yaitu terlebih dahulu menentukan tema. Baik tentang penerbit, motivasi, sastra, dan lainnya. Hal itu nanti akan membantu kita dalam memudahkan kita dalam menulis. Karena sudah memiliki gambaran, tentang apa yang akan kita tulis tersebut.

3. Membuat TOC (Table Of Content)/ Daftar isi

Istilah TOC yang lebih kita kenal yaitu daftar isi. Daftar isi dapat kita buat berdasarkan tema yang sudah kita tentukan terlebih dahulu.  Seperti contoh yang dijelaskan oleh Bu Aam. Dengan menentukan daftar isi menulis jadi lebih mudah. Karena kita sudah menentukan bab dengan isinya yang akan kita bahas.

4. Mulai mengembangkan TOC

Pengembangan TOC ini yaitu kita melakukan pembahasan isi bab yang sudah kita buat. Tak lupa saat melakukan pembahasan, kita selingi dengan pengalaman yang kita miliki. Sehingga isi buku yang kita tulis tidak monoton atau jadi hidup. Agar ide yang kita miliki tidak lupa atau hilang. Saat kita menulis janagn langsung melakukan revisi. Tuangkan saja dulu ide kita agar tidak lupa.

5. Review, Revisi, dan edit naskah.

Setelah kita selesai menulis, maka kita baru melakukan penyuntingan berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Menurut Bu Aam, hal itu untuk menghindari typo atau salah ketik.

6. Lengkapi Sinopsis buku

Saat kita menyelesaikan naskah untuk pembukuan selesai. Kita harus meminta kata pengantar pada Omjay sebagai penanggung jawab  penyelenggara kegiatan menulis ini. Atau menurut Bu Aam, kita boleh minta kata sambutan pada orang terdekat atau orang yang berpengalaman dalam dunia menulis. Selain itu, seperti yang saya alami. Kita juga harus menuliskan profil kita sebagai penulis yang disimpan di halaman akhir buku. Sedangkan sinopsis sendiri menurut Bu Aam yaitu untuk menarik perhatian pembaca tentunya.

7. Kirim ke penerbit

Saat kita sudah selesai membuat naskah buku. Hal yang harus kita lakukan adalah segera mengirim naskah kita ke penerbit. Yang membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan. tergantung pada antrean percetakan kalau menurut Bu Aam.

Itu barangkali pemaparan yang luar biasa dari Bu Aam pada malam ini. Semoga saya dapat mengikuti jejaknya dalam menulis. Beliau selalu semangat dan tidak mengenal lelah. 

Semoga saya bisa secepatnya membuat buku solo seperti Bu Aam. Dan, guru-guru hebat lainnya. Yang sudah dapat membuat buku solo.




Komentar

  1. Siap, mantapp Omet. Semoga sebentar lagi, Omet bisa menerbitkan buku solonya yah. Semangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasi Omet berkat dirimu secercah cahaya hadir begitu barangkali dalam karya saya🤭

      Hapus
  2. Habis resume, terbitlah buku.. semangat Bu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Doanya Ambu semoga semangat Bu Aam dan Ambu menular pada saya😀

      Hapus
  3. Habis resume, terbitlah buku.. semangat Bu...

    BalasHapus
  4. mantap, keren, mudah dan enak dibaca. semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
  5. Salam kenal, Bun :)
    Suka sekali baca hasil resumenya, mantap

    BalasHapus
  6. Resume nya bagus. Semoga menyusul jadi sebuah buku.

    BalasHapus
  7. Mantaap... salam literasi..selamat atas rewadnya dr omjay

    BalasHapus
  8. Bagus resumenya bu...tetap semangat untuk menerbitkan buku

    BalasHapus
  9. Blognya bagus. Tampilannya ok. Top markotop..

    BalasHapus
  10. MasyaAllah keren banget resumenya, Oke sip dan lanjutkan!

    BalasHapus
  11. kumpulkan resumenya..... wujudkan bukunya. semangaat

    BalasHapus
  12. Kunjungi juga blog saya
    https://hernisbanah.blogspot.com/2021/01/akankah-karyaku-terbit-bagai-mentari.html
    Saya tunggu komentarnya

    BalasHapus
  13. Cakep Bu...salam literasi

    Mohon berkunjung ke blog sy trims

    https://suryanietin.blogspot.com/2021/01/trik-membuat-resume-jadi-sebuah-buku.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Dua Zaman

 # Pentigraf # Senin Menulis Cinta Dua Zaman      Matahari mengintip di balik celah jendela kamarku. Saat tiba-tiba bunyi telpon nyaring di meja kecil sudut kamar. Segera aku raih Handphone itu, timbul penasaran siapa yang menelpon. Ternyata Ayahku yang menelpon. Apa gerangan yang membuat Ayah menelpon sepagi ini. Sepertinya ada hal yang sangat penting. Ternyata Ayah menyuruhku pulang minggu depan. Aku katakan tidak bisa, karena minggu depan siswaku ujian lisan. Aku tinggal di perumahan salah Satu Pesantren Modern. Tapi Ayah tidak menerima alasan apapun. Terpaksa aku harus meminta izin pada pemilik Pesantren, agar bisa pulang  ke Sukabumi.      Bulan sabit menerangi malam remang-remang saat aku memasuki rumah dengan letih. Ayah dan Ibu nampak tersenyum senang menyambut kedatanganku. Tapi ada yang membuat aku bingung, kenapa saudara Ayah dan Ibu ada di rumah. " Nak, syukurlah kamu sudah datang. Pasti kamu lapar, lebih baik kamu makan dulu dan bersi...

Keunikan Kolecer

# Minggu menulis # Tema 'K'   Keunikan Kolecer       Saat ini   di Cipanas Lebak cuaca sedang tidak stabil. Kadang hujan lalu besoknya panas. Sedangkan angin bertiup sangat kencang. Seperti tadi malam, hujan dan angin sangat kencang. Halilintar juga sangat keras menggelegar.  Saat membuka gorden, saya melihat jemuran baju mau roboh. Saya tidak berani ke luar rumah hanya memperhatikannya saja, lewat jendela kaca. Tiba-tiba suara kolecer (baling bambu) sangat kencang, karena tertiup angin yang kencang. Semakin angin kencang, kolecer berputar dan mengeluarkan suara  yang merdu.  Suara kolecer yang merdu bisa menakuti hewan pengganggu seperti burung. Petani biasanya menempatkan kolecer di sawah bersama bebegig (orang-orangan sawah). Untuk melindungi padi dari hewan pengganggu seperti burung. Tapi masyarakat di sini menempatkan kolecer di atas pohon besar yang tinggi. Bahkan mereka sengaja menempatkan bambu yang besar dan panjang untuk menempatkan...

Mengejar Mimpi Jadi Juara

                    Mengejar Mimpi Jadi Juara      Rasanya tak ada yang tak mungkin untuk kita mengejar mimpi. Walau itu sulit sekali pun, tentu kita bisa berusaha. Untuk mencapainya dengan kerja keras, dan usaha yang maksimal.      Seperti yang  saya lakukan dan beberapa orang guru. Membimbing Retno murid saya untuk mengikuti "Lomba Bercerita Bahasa Indonesia" tingkat SLTP se-Kabupaten Lebak.      Hal itu bukan beban yang harus ditanggung. Tapi kewajiban yang harus dijalankan untuk keberhasilan sekolah kami tentunya. Saat Kepala Sekolah saya, Drs. Haryanto, M, M. Pd. Memberitahukan ada lombà itu. Saya merasa senang juga kawatir.     Saya hanya berusaha membimbing Retno dengan baik dibantu oleh ka Aip. Kemudian alhamdulilah dibantu juga ka Tendi dan Bu Endah. Jika saya melihat kepala sekolah yang sangat semangat.     Timbul juga semangat saya untuk membimbing dengan gi...