Langsung ke konten utama

Awali Tulisan Dari Hal Yang Kita Sukai

 Awali  Tulisan Dari Hal Yang Kita Sukai

     Pada mala ini cuaca sangat sejuk setelah tadi sore hujan mengguyur dengan derasnya. Saya mulai aktifitas malam bersama Guru bloger yang super hebat dan luar biasa. Seperti biasa sahabatku yang cantik bu Aam, akan memandu jalannya pemaparan narasumber tentang materi yang menarik dan menggugah imajinasi ke dunia tulis menulis. 

Pada pertemuan ini narasumber seorang guru SD di Kota Gorontalo. Beliau yang disafa dengan sebutan Encik Mila diambil dari nama beliau Jamila K. Baderan, M. Pd. Ini sangat menarik tentunya untuk saya, dimana beliau sudah membukukan karyanya. Karya solo beliau yang berjudul “ Kwartet Media Bermain dan Belajar (2018), Ekspektasi VS Realitas (2019)”, dan karya “Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar (2020)”.

Menurut Encik Mila, salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi kita adalah dengan cara bergabung dalam satu komunitas positif seperti WAG Belajar Menulis. Hal itu saya sangat setuju dengan  pemaparan yang beliau jelaskan. Hal baik yang kita ikuti akan berbuah baik untuk kita. Seperti pengalaman saya, dengan megikuti kegiatan ini, saya bisa mengomunikasikan ide-ide yang selama ini mengendap di kepala. Perlahan saya realisasikan kedalam tulisan, sehingga ada kepuasan tersendiri yang saya rasakan.

Sebuah komunitas yang dijalin tentu memiliki alasan dan ada sebuah harapan yang ingin dicapai. Maka Encik Mila memaparkan tema mala ini tentang “Mengubah Ekspektasi Menjadi Preatasi”. Terkait dengan ekspektasi itu sendiri, menurut beliau sesuatu yang ingin dicapai seseorang dalam hidupnya. Seperti yang dilakukan oleh para Guru yang mengikuti kegiatan Belajar Menulis ini. Yang tujuannya yaitu ingin menghasilkan karya berupa jejak literasi yang dapat dikenal dan terkenang sampai kita sudah berkalang tanah. Menurut beliau tak jarang ekspektasi tak sejalan dengan realita, bahkan tak seindah kenyataan. Hal tersebut yang menjadi motivasi beliau dalam menulis bukunya yang kedua.

Dalam menulis setiap orang memiliki keinginan bisa merangkai kata-kata menjadi paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab dan buku. Menurut Encik Mila menulis merupakan hal yang mudah, karena waktu kecil kita sudah biasa menulis. Meskipun tulisan itu mungkin sederhana, bahkan  mungkin juga tidak bagus. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penghambat saat kita menulis, bila dihubungkan dengan ekspektasi kita yaitu:

1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?

2. Apa ide/ topik yang harus kita tulis?

3. Apakah tulisan saya menarik?

     Menurut beliau mewujudkan ekspektasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi bagi penulis pemula seperti saya ini. Saya merasa sangat bingung harus dimulai dari mana dulu saat akan memulai menulis. Walaupun saya sudah biasa membimbing siswa saya dalam menulis puisi dan cerpen. Tetapi jika yang  saya tulis karya saya sendiri, saya merasa tidak percaya diri. Khawatir hasilnya tidak bagus atau menarik untuk orang lain atau  pembaca. Hal itu ternyata sangat berpengaruh terhadap keinginan saya dalam membuat sebuah karya baik berupa buku fiksi maupun nonfiksi. Itu merupakan hambatan yang harus kita lawan, karena tentu saja tidak baik untuk mengembangkan karya kita.

     Menurut Encik Mila tantangan yang paling besar adanya pada diri kita sendiri. Hal tersebut berhubungan dengan mood dan kemauan atau niat kita dalam membuat tulisan. Untuk itulah kita harus merubah ekspektasi  menjadi prestasi. Hal penting yang harus dirubah menurut beliau adalah:

1. Mindset

Minset merupakan cara berpikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita.

2. Passion

Passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan.

     Dua hal penting tersebut dibahas secara jelas oleh beliau dalam bukunya yang ketiga bersama Prof. Eko Indrajit yang diterbitkan oleh penerbit ANDI. Pengalaman beliau dalam membangun ekspektasi melalui tekad dan keyakinan yang kuat dalam mencapai realitas. Sepertinya pengalaman beliau sangat luar biasa. Ini menjadi motivasi yang super untuk saya. Yang kadang selalu merasa bingung dan ragu dalam menulis. Padahal ide sudah banyak yang saya miliki. Tinggal tekad dan konsistensi yang harus saya jaga dan kerjakan. 

    Dalam mencapai tujuan yang ingin dicapainya Encik Mila, tak lepas dari konsitensi terhadap ekspektasi yang dibangunnya. Beliau juga orang yang pantang mundur saat segala sesuatunya sudah dumulai. Pengalaman beliau saat diberi tantangan oleh Prof, Eko untuk menulis buku dalam satu minggu. Beliau merasa ragu, akan tetapi beliau nekad, niat, dan konsisten yang kuat yang pada akhirnya mengubah ekspektasinya menjadi prestasi yang luar biasa. Semoga entah kapan saya bisa  mengikuti jejak Encik Mila, dalam merealisasikan ekspektasi saya amin.  Seperti Encik Mila yang tidak pernah menduga tulisannya yang lolos tanpa revisi. Beliau sendiri tidak pernah mempercayai apa yang dialaminya, karena beliau merasa tulisannya biasa, akan tetapi ternyata takdir mengubahnya menjadi tulisan yang luar biasa. 

     Beberapa tip menulis yang diambil dari pengalaman menulis Encik Mila yaitu:

1. Tulislah apa yang ingin kita tulis.

2. Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.

3. Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan

4. Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan ending.

5. Menulis jangan terlalu lama. Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang menilai pembaca.

     Hal yang membuat kita kesulitan dalam menulis menurut Encik Mila ada pada awal kita memulai tulisan pada saat menentukan ide. Tidak tahu hal apa yang akan ditulis. Untuk menghilangkan kesulitan itu, sebaiknya kita menulis hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Seperti hobi memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak kita. Saat menulis kita tuliskan semua yang terlintas  pada pikiran kita tanpa memikirkan tata bahasa, ejaan dan lain-lain. Setiap kalimat yang terlintas segera tuliskan, baik di HP, buku. Bahkan beliau pernah menulis di telapak tangan dan pahanya.

Saat seseorang tidak memiliki hobi menulis, hal itu yang melatar belakangi sulitnya memenuhi ekspektasi. Banyak orang yang mengatakan “iseng-iseng” atau “ikut-ikutan”. Hal itu tidak masalah menurut Encik Mila, karena dari iseng dan iku-ikutan jika terus dilatih akan menjadi suatu keerampilan tentunya.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1                                                   foto kegiatan RUKOL Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN 1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin. 2.         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nil

Pentigraf " Pilihan Cinta Namima"

  Pentigraf Tema: Aku Kamu Dia Pilihan Cinta Namima       Aku   biasa disapa Nami, oleh teman-teman di sekolah. Aku yang tinggi kecil, mata belok, hidung mancung, rambut panjang hitam, dan kulit kuning langsat. Membuat teman laki-laki selalu bersiul genit ke arahku. Aku yang duduk di kelas 1 SMA, tak pernah meghiraukan mereka. Karena, Ayah selalu berpesan agar aku belajar sungguh-sungguh. Tidak boleh pacaran terlebih dahulu. Mungkin Ayahku terlihat kolot, tapi semua pesannya selalu diikuti olehku. Seperti yang selalu beliau ucapkan, bahwa pacaran akan memecah konsentrasi belajarku. Walaupun, ada juga yang mengatakan jika memiliki pacar bisa menjadi motivasi dalam belajar. Tapi,  aku lebih mematuhi perkataan Ayahku. Setiap temanku menyatakan cinta, aku akan menolaknya dengan halus.      Seperti rabu kemarin, saat dua teman sekolahku beda kelas Riyo dan Arif menyatakan cintanya. Mereka menghadang di depan kelas saat aku mau masuk. Sontak membuat aku kaget dan bingung. Tiba-tiba Riyo meny

Ikhtifal Yang Buat Deg-degan

 # Minggu Menulis # Tema 'D' Ikhtifal Yang Buat Deg-degan Tak banyak kata yang dapat diungkapkan selain rasa syukur yang luar biasa. Atas anugrah yang Allah berikan pada putra saya Tunjung yang usianya 10 tahun. Hari ini dia mengikuti ikhtifalan di TPA La Tansa. Setelah minggu kemarin mengikuti ujian lisan yang diikuti selama 3 hari. Acara ihtifalan atau biasa disebut pidato tentang keagamaan. Selain itu juga acara pelepasan dan perpisahan untuk siswa kelas 6 (Ali). Kegiatan ini rutin diadakan tiap selesai mengikuti ujian pada semester akhir genap. Yang dipandu oleh para wali kelas tiap tingkat yang biasa disafa Ustadzah oleh para siswa. Kegiatan yang dilaksanakan ikhtifal, marawis, hadroh, dan tarian-tarian islami lainnya. Sungguh luar biasa meriahnya acara tersebut. Yang paling membanggakan untuk kami para orang tua. Tentunya peningkatan pendidikan yang islami  putra kami. Nilai karakter dan pembiasaan yang islami untuk bekal masa depan yang akan direalisasikan dalam kehidupa