Langsung ke konten utama

Antre Dong

 Tema # Budaya Antre#



Antre Dong



     Pernahkah mendengar kata antre dong dari seseorang? Atau kita sendiri yang berkata seperti itu pada orang lain? Yang pasti hal tersebut hampir dialami oleh kita, dan orang lain.

    Ada alasan saat seseorang tidak melakukan budaya antre. Entah itu ada urusan penting, terburu-buru, atau sedang ditunggu seseorang.

     Hal tersebut dapat menimbulkan emosi orang lain jika kita menyerobot antrean itu. Tetapi jika kita meminta maaf, dan menjelaskan alasan yang masuk akal. Orang lain akan legowo mempersilahkan kita mengambil posisi antre di depannya.

     Akan tetapi, ada juga orang yang tidak mau mengalah untuk memberikan posisi antrenya pada orang lain. Walaupun orang tersebut sudah menjelaskan alasannya dengan jelas.

     Rupanya hal itu, kembali lagi pada pribadi seseorang. Karena, ada orang yang memahami kesulitan orang lain. Ada juga orang yang cuek tidak mau memahami kesulitan orang lain .

     Jika menghadapi situasi seperti itu, berarti sikap kita harus sabar. Karena kita juga tidak bisa memaksakan kehendak pada orang lain. Kemudian kita jadikan pelajaran dikemudian hari, untuk tidak bersikap seperti itu pada orang lain.

     Pengalaman itu sebetulnya pernah terjadi pada saya. Saat saya mau pulang ke Cipanas dari Jakarta. Masih terbayang dengan jelas, saat saya mengejar kereta Maja di Tanah Abang. 

     Waktu itu saya baru turun dari kereta jurusan Angke dari arah Bogor. Karena saya naik kereta dari Tanjung Barat. Saat turun dari kereta, saya mau traslate ke kereta Maja. Saya harus antre menaiki eskalator untuk pindah peron ke peron jurusan Maja.

     Saya sudah meminta maaf agar diberi jalan, agar saya bisa lewat dan mengejar kereta jurusan Maja. Karena kereta lima menit lagi akan berangkat. Waktu saat itu sudah menunjukkan pukul 17.40 WIB.

     Bukannya saya diberi jalan, orang tersebut malah berkata " Budayakan antre ya Mba!". Saat itu saya hanya pasrah, karena bicarapun percuma. Saya sudah memohon, dan menjelaskan alasan dengan jelas. Tapi dia tidak mau tahu. Akhirnya saya hanya diam dan memperhatikan kereta Maja melaju dengan cepat.

     Akhirnya saya harus menunggu kereta berikutnya, dan saya sampai rumah pukul 23. 50 WIB. Saya tidak pernah merasa benci pada orang yang kurang kepeduliannya pada orang lain.

     Kejadian itu memberikan hikmah yang positif pada saya.  Saya bisa belajar dari kejadian itu. Agar memahami situasi yang orang lain alami saat meminta diberi kesempatan antre duluan. Kita tidak marah atau mengumpat dengan berbicara keras dengan mengatakan "Budayakan antre! Atau " Antre dong!".

     Semoga dari setiap kejadian yang kita alami akan memberikan dampak yang positif terhadap kita. Sehingga, kita bisa memberi ruang pada orang lain saat sedang mengantre. Apalagi pada orang tua yang sudah sepuh. Di manapun tempatnya, dan seperti apapun keadaannya. Aamiin.




Komentar

  1. Mengantre dengan segala prioritasnya memang perlu juga dibudayakan.

    BalasHapus
  2. Betul afs kejadian yg kita alami dan memberikan hikmah pd kita. Tulisannya keren dan memberikan pelajaran tanpa mengajarkan.

    BalasHapus
  3. Kadang mengantre bisa bikin dilema, terutama jika bersamaan dengan orang yang sepuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul Pak, apalagi saat kita sedang buru-buru.

      Hapus
  4. Karena padatnya penumpang jadi terlambat mengejar kereta...

    BalasHapus
  5. Pembelajaran yang sangat bermakna untuk kita semua. Dengan budaya antre kita juga diajarkan untuk dapat mengelola waktu.

    BalasHapus

  6. Ikut prihatin atas kejadian yg menimpa. Terbayang dalam perjalan lewati hutan bagi seorang perempuan. Tp ada hikmah di baliknya ya Bu?


    BalasHapus
  7. Cerita yang berisi pengalaman nyata tentang antre. Padahal, antre itu tidak selalu harus saklek begitu, ada momen ketika darurat dan butuh cepat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Pak Rizky, terkadang orang tidak nemahami kesulitan orang lain.

      Hapus
  8. Wah, kereta terakhir ya Bu sampai di Maja tengah malam pula.

    BalasHapus
  9. Memberi ruang pada orang lain saat sedang mengantre itu keren, apalagi pada orang tua yang sudah sepuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah-mudahan kita termasuk didalamnya ya Pak D!

      Hapus
  10. Pengalaman pribadi yang bermakna dan bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Saluutt and goood.

    BalasHapus
  11. Kadang kita berada pada posisi yang terjepit. Paling tidak ada pelajaran yang bisa diambil. Tidak terpancing untuk melawan dengan emosi juga.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1                                                   foto kegiatan RUKOL Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN 1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin. 2.         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nil

Pentigraf " Pilihan Cinta Namima"

  Pentigraf Tema: Aku Kamu Dia Pilihan Cinta Namima       Aku   biasa disapa Nami, oleh teman-teman di sekolah. Aku yang tinggi kecil, mata belok, hidung mancung, rambut panjang hitam, dan kulit kuning langsat. Membuat teman laki-laki selalu bersiul genit ke arahku. Aku yang duduk di kelas 1 SMA, tak pernah meghiraukan mereka. Karena, Ayah selalu berpesan agar aku belajar sungguh-sungguh. Tidak boleh pacaran terlebih dahulu. Mungkin Ayahku terlihat kolot, tapi semua pesannya selalu diikuti olehku. Seperti yang selalu beliau ucapkan, bahwa pacaran akan memecah konsentrasi belajarku. Walaupun, ada juga yang mengatakan jika memiliki pacar bisa menjadi motivasi dalam belajar. Tapi,  aku lebih mematuhi perkataan Ayahku. Setiap temanku menyatakan cinta, aku akan menolaknya dengan halus.      Seperti rabu kemarin, saat dua teman sekolahku beda kelas Riyo dan Arif menyatakan cintanya. Mereka menghadang di depan kelas saat aku mau masuk. Sontak membuat aku kaget dan bingung. Tiba-tiba Riyo meny

Ikhtifal Yang Buat Deg-degan

 # Minggu Menulis # Tema 'D' Ikhtifal Yang Buat Deg-degan Tak banyak kata yang dapat diungkapkan selain rasa syukur yang luar biasa. Atas anugrah yang Allah berikan pada putra saya Tunjung yang usianya 10 tahun. Hari ini dia mengikuti ikhtifalan di TPA La Tansa. Setelah minggu kemarin mengikuti ujian lisan yang diikuti selama 3 hari. Acara ihtifalan atau biasa disebut pidato tentang keagamaan. Selain itu juga acara pelepasan dan perpisahan untuk siswa kelas 6 (Ali). Kegiatan ini rutin diadakan tiap selesai mengikuti ujian pada semester akhir genap. Yang dipandu oleh para wali kelas tiap tingkat yang biasa disafa Ustadzah oleh para siswa. Kegiatan yang dilaksanakan ikhtifal, marawis, hadroh, dan tarian-tarian islami lainnya. Sungguh luar biasa meriahnya acara tersebut. Yang paling membanggakan untuk kami para orang tua. Tentunya peningkatan pendidikan yang islami  putra kami. Nilai karakter dan pembiasaan yang islami untuk bekal masa depan yang akan direalisasikan dalam kehidupa