Langsung ke konten utama

Kegigihan Menulis Moderator Andal

    Kegigihan Menulis Moderator Andal

 

     Menulis malam ini sangat luar biasa, tanpa persiapan sahabat saya Bu Aam. Menjadi narasumber plus moderator. Saya rasa tak salah Omjay menunjuk beliau jadi narasumber menggantikan Pak Agus Sampurno. Yang seharusnya menjadi narasumber pada malam ini. Karena beliau sedang mengikuti rapat akhirnya Omjay menunjuk Bu Aam menjadi narasumber.

     Tanpa ragu sedikit pun Bu Aam langsung mulai memaparkan pengalamannya dalam menulis buku.  Kemudian menjadi narasumber dalam kegiatan menulis guru-guru hebat. Pengalaman beliau dalam menulis untuk  yang pertama kalinya saat mengikuti menulis di gelombang 8 bersama sahabatnya Bu Sulistijowati, S. Pd. 

     Pada saat beliau mengikuti pelajaran menulis online melalui WAG, beliau sangat terpukau dengan moderator yang saat itu di bawakan oleh Pak Bambang Purwanto. Rupanya hal itu menjadi hal yang menarik untuk Bu Aam. Tanpa di sadari saat ini Bu Aam menjadi moderator di belajar menulis gelombang 16. Bahkan beliau menjadi moderator di beberapa acara. Seperti di acara Cakrawala Blogger Guru, dan lain-lain.



     Saat belajar menulis Bu Aam sebetulnya kurang fokus dan tertinggal banyak materi. Tapi beliau tidak patah semangat, beliau mengikuti gelombang 12. Sehingga beliau bisa mengejar materi yang tertinggal. Pada akhirnya hal itu lah yang mengantarkan beliau untuk pertama kalinya membuat antologi buku bersama Bu Kanjeng safaan untuk Bu Sri Sugiastuti, M. Pd.

     Beberapa hal yang menjadi motivasi menulis Bu Aam yaitu:
1. Mulailah dari langkah yang kecil untuk meraih hal besar.
2. Penulis pemula akan menjadi penulis hebat.
3. Sesuatu yang kecil akan menjadi besar.
4. Lakoni dengan niat yang iklas dan lurus.
 



     Buku yang sudah Bu Aam buat baik solo maupun kolaborasi seperti " Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng, Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat, Antologi Kisah Inspiratif Sang Guru, Jejak Digital Motivator Andal, Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi Multiple Intelligence, Trik Jitu Menjadi Moderator Online". Luar biasa, saya merasa bangga dan senang dengan pencapaian yang telah di torehkan Bu Aam. Hingga ini akan menjadi motivasi untuk menulis saya. Memang ada beberapa buku antologi saya bareng Bu Aam dan Bu Kanjeng.




     Semua yang di peroleh Bu Aam tanpa pernah di sadarinya. Begitu banyak tawaran dari beberapa penerbit untuk membuat buku. Hal itu merupakan sebuah keyakinan menurut beliau, bahwa "jika kamu berbuat baik, maka kebaikan akan kembali kepadamu". Sehingga Allah memudahkan segalanya pada Bu Aam. Karena beliau saat menjadi moderator tidak di bayar, dan beliau tidak mengharapkan bayaran. maka kemudahan datang dengan mudahnya pada beliau.




     Saat Bu Aam menjadi moderator, beliau harus menjadi jembatan yang bisa membuat suasana pelatihan menulis menjadi hidup. Tentu saja berkolaborasi dengan narasumber. Sehingga banyak peserta yang antusias untuk memberikan pertanyaan. Tentang materi yang sedang di bawakan. Selain itu Bu Aam akan memberikan kesempatan untuk narasumber membagikan ling youtube atau PPT yang berhubungan dengan materi yang sedang di bahas. Sedangkan untuk mengatasi narasumber yang kurang menarik, beliau akan mengulur waktu untuk memberikan pertanyaan pada narasumber.

     Saya sangat termotivasi pada sahabat saya yang satu ini. Beliau bisa membagi waktunya antara kesibukannya sebagai guru dan kepala sekolah di salah satu SMP, SMA Swasta. Tapi masi sempat untuk menulis dan membukukan tulisannya. Selain itu juga menjadi moderator di beberapa kegiatan menulis. 

     Agar menulis mudah menurut beliau ada beberapa trik jitu yang dapat di lakukan yaitu:
1. Membuat skala prioritas.
2. Hal yang urgent harus di dahulukan antara menulis dan pekerjaan.
3. Membuat catatan kecil.
4. Membuat pengingat di HP atau tembok.
5. Menulis jadwal di agenda setiap hari agar tidak lupa.

    Itulah pengalaman Bu Aam dalam menulis dan menjadi moderator online. Rasanya saya tak salah bila menilai beliau yang sangat gigih dalam menulis dan menjadi moderator andal.

     Menurut Bu Aam sebagai penulis pemula sebaiknya menulis hal-hal yang ringan terlebih dahulu. Seperti menulis 3 alinea, pembukaan, isi, dan penutup. Amati apa yang kita lihat di sekitar kita. Karena menulis sebetulnya mudah yang sulit adalah bagai mana kita bisa memulainya.


     Untuk menambah keterampilan menulis kita, sebaiknya tingkatkan membaca kita. Agar dapat menambah pembendaharaan kosa kata kita. Seperti pepatah "lapar membaca akan membuat mu gemuk menulis". Semoga apa yang di sampaikan Bu Aam dapat menjadi bekal dan penyemangat saya untuk kembali menulis, aamiin.  Mudah-mudahan saya bisa seperti Bu Aam yang gigih dalam menulis, walau pun seperti apa situasinya. Tapi menulis harus tetap di lakukan.

    

     

Komentar

  1. Terima kasih Omet. Resumenya luar biasa. Saya terharu. Pasti Omet juga bisa jadi penulis hebat. Semangat terus ya

    BalasHapus

  2. Resumenya lengkap....sukses bunda. Sukses juga buat bu Aam....senang rasanya bisa jadi keluarga si gel 6

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Bu Ida. Ya kita keluarga semoga kita tetap kompak dan jalin silaturohim.

      Hapus
  3. Ayuh ikuti jejaknya kak... Jangan patah semangat, terus maju pantang. Menulis dan menulis.

    BalasHapus

  4. Aku ingin menjadi penulis, yg selama ini saya tinggalkan.
    Terima kasih motivasinya, bu Sriwati, M. Pd.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan  Malam ini saya kembali bersemangat untuk menulis setelah beberapa hari saya sibuk  dengan berbagai aktivitas dan membaca novel. Saya belum bisa membatasi membaca novel. Itu kebiasaan saya dari sejak SMA. Malam ini kuliah menulis pematerinya sahabat saya Bu Aam Nurhasanah, S. Pd, yang biasa saya safa Omet.  Sedangkan moderatornya Mr. Bams.       Dalam menulis resume saya pertama kali diajak Bu Aam di gelombang 16. Walau saya mengikuti dipertengahan, tapi alhamdulilah saya, Bu Aam, guru-guru hebat dan Bu Kanjeng membuat buku antologi. Yang berjudul " Jejak Digital Motivator Andal".      Itu merupakan tantangan menurut saya. Karena untuk pertama kalinya saya menulis buku. Walaupun saya sering menulis cerpen dan puisi tapi tidak pernah dipublikasikan atau dibukukan. Kemudian saya pun membuat lagi 3 antologi berupa puisi bersama guru-guru hebat dan Bu Kanjeng. Dengan ramah dan semangat Bu Aam, menyapa par...

Mengejar Mimpi Jadi Juara

                    Mengejar Mimpi Jadi Juara      Rasanya tak ada yang tak mungkin untuk kita mengejar mimpi. Walau itu sulit sekali pun, tentu kita bisa berusaha. Untuk mencapainya dengan kerja keras, dan usaha yang maksimal.      Seperti yang  saya lakukan dan beberapa orang guru. Membimbing Retno murid saya untuk mengikuti "Lomba Bercerita Bahasa Indonesia" tingkat SLTP se-Kabupaten Lebak.      Hal itu bukan beban yang harus ditanggung. Tapi kewajiban yang harus dijalankan untuk keberhasilan sekolah kami tentunya. Saat Kepala Sekolah saya, Drs. Haryanto, M, M. Pd. Memberitahukan ada lombà itu. Saya merasa senang juga kawatir.     Saya hanya berusaha membimbing Retno dengan baik dibantu oleh ka Aip. Kemudian alhamdulilah dibantu juga ka Tendi dan Bu Endah. Jika saya melihat kepala sekolah yang sangat semangat.     Timbul juga semangat saya untuk membimbing dengan gi...

Mengenang Saat Jadi Mahasiswa Pascasarjana

Tema ' Delapan-delapan/ 88' Mengenang Saat Jadi Mahasiswa Pascasarjana      Saat waktu yang sudah berlalu kita ingat kembali, ada perasaan rindu saat mengenangnya. Seperti yang saya alami tahun 2018 lalu. Saat jadi Mahasiswa Pascasarjana di UNINDRA PGRI.       Hanya pada hari sabtu kami mengikuti mata kuliah yang dibimbing boleh beberapa Profesor. Usia bukanlah halangan untuk menyalurkan ilmu yang bermanfaat. Karena, usia mereka hampir di atas 70 tahun. Tapi, banyak juga dosen yang masih muda.      Pengalaman yang berharga saat Profesor Apsanti yang usianya sudah 85 tahun. Tidak mau dipapah saat menaiki tangga darurat, karena lip sedang diperbaiki. Beliau mau jalan sendiri biar sehat, dan merasa masih kuat.      Beliau yang sangat awas dan teliti saat mengoreksi tugas analisis cerpen. Berkata, "kita harus menyalurkan ilmu kita terus. Dengan begitu ilmu akan terus menerangi hidup kita. Seperti saya yang belum pikun karena i...