Langsung ke konten utama

Delapan Putra Satu Putri

 Delapan Putra Satu Putri


Tema menulis hari ini, 7 Januari 2021 sangat menarik dan tanda tanya. Apa maksudnya dengan tema "DELAPAN" ini? Yang jelas Pak Mo, memilih tema tersebut penuh dengan pertimbangan tentunya.

Keningku sampai berkerut mengingat tema tersebut. Apa yang harus saya tulis? Apa puisi, cerpen, pentigraf, atau artikel.

Tak lama saya teringat dengan tetangga yang dulu rumahnya di sebelah rumah orang tua saya. Yang memiliki 8 putra dan 1 putri.

Yang paling saya ingat adalah kedelapan putra tetangga saya. Mengapa hal itu yang pertama saya ingat. Karena putra tetanggaku sebut saja Bu Enih, sangat mandiri dan mengerti akan kesulitan Ibunya.

Dulu waktu saya masi duduk di sekolah dasar. Hampir setiap hari baik setelah pulang sekolah, maupun saat sore hari saya dan teman-teman mandi di sungai. Kalau keadaan sungai sedang tidak besar. Padahal di rumah saya sudah memiliki kamar mandi, walaupun harus menimba air terlebih dahulu.

Zaman dulu masyarakat di kampung saya belum banyak yang memiliki kamar mandi. Sehingga untuk kegiatan mandi, mencuci pakaian, dan membersihkan perkakas dapur harus di sungai. Selain itu, masyarakat juga masi menjaga sungai. Sehingga sungai masi bersih alami dan bebas dari sampah.

Apa yang saya ingat dengan 8 putra Bu Enih.  Mereka saat mandi selalu mencuci pakaian mereka masing-masing. Saya sering memperhatikan apa yang mereka lakukan. Kadang mereka berbagi tugas diantara 8 saudara itu. 

Mereka ada yang mengambilkan air bersih di sungai dengan menggunakan kompan bersih. Ada yang mencari kayu bakar di hutan. Bahkan ada yang menjajakan kue lapis buatan Bu Enih keliling kampung.

Saya sangat terkesan dengan mereka, walaupun anak laki-laki tapi mereka tidak mengandalkan saudara perempuan satu-satunya. Sedangkan anak perempuan Bu Enih, membantu Bu Enih membersihkan rumah dan menyetrika pakaian saudara laki-lakinya.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama, mereka pergi ke Jakarta untuk bekerja. Kemudian saya sudah tidak tau kabar berita mereka. Karena orang tua saya pun mengirim saya ke kota untuk melanjutkan pendidikan saya sampai perguruan tinggi.
  
Kemudian setelah saya jadi mahasiswa, saya mendengar kabar, bahwa putra Bu Enih hidup sukses di kota. Mereka bekerja di pabrik dengan gaji yang besar. Walaupun mereka rata-rata hanya lulusan SMP saja.

Pelajaran hidup yang selalu saya ingat dari mereka. Mereka selalu patuh pada orang tuanya. Mereka selalu membantu Ibunya. Dan, mereka sangat mandiri. Tidak merepotkan Ibunya dan saudara perempuannya yang hanya satu-satunya.









Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan  Malam ini saya kembali bersemangat untuk menulis setelah beberapa hari saya sibuk  dengan berbagai aktivitas dan membaca novel. Saya belum bisa membatasi membaca novel. Itu kebiasaan saya dari sejak SMA. Malam ini kuliah menulis pematerinya sahabat saya Bu Aam Nurhasanah, S. Pd, yang biasa saya safa Omet.  Sedangkan moderatornya Mr. Bams.       Dalam menulis resume saya pertama kali diajak Bu Aam di gelombang 16. Walau saya mengikuti dipertengahan, tapi alhamdulilah saya, Bu Aam, guru-guru hebat dan Bu Kanjeng membuat buku antologi. Yang berjudul " Jejak Digital Motivator Andal".      Itu merupakan tantangan menurut saya. Karena untuk pertama kalinya saya menulis buku. Walaupun saya sering menulis cerpen dan puisi tapi tidak pernah dipublikasikan atau dibukukan. Kemudian saya pun membuat lagi 3 antologi berupa puisi bersama guru-guru hebat dan Bu Kanjeng. Dengan ramah dan semangat Bu Aam, menyapa par...

Mengenang Saat Jadi Mahasiswa Pascasarjana

Tema ' Delapan-delapan/ 88' Mengenang Saat Jadi Mahasiswa Pascasarjana      Saat waktu yang sudah berlalu kita ingat kembali, ada perasaan rindu saat mengenangnya. Seperti yang saya alami tahun 2018 lalu. Saat jadi Mahasiswa Pascasarjana di UNINDRA PGRI.       Hanya pada hari sabtu kami mengikuti mata kuliah yang dibimbing boleh beberapa Profesor. Usia bukanlah halangan untuk menyalurkan ilmu yang bermanfaat. Karena, usia mereka hampir di atas 70 tahun. Tapi, banyak juga dosen yang masih muda.      Pengalaman yang berharga saat Profesor Apsanti yang usianya sudah 85 tahun. Tidak mau dipapah saat menaiki tangga darurat, karena lip sedang diperbaiki. Beliau mau jalan sendiri biar sehat, dan merasa masih kuat.      Beliau yang sangat awas dan teliti saat mengoreksi tugas analisis cerpen. Berkata, "kita harus menyalurkan ilmu kita terus. Dengan begitu ilmu akan terus menerangi hidup kita. Seperti saya yang belum pikun karena i...

Fasihat Membawa Kebaikan

 # April Menulis # Tema 'F' Fasihat Membawa Kebaikan Tantangan menulis terakhir ini saya mencari di internet. Tanpa sengaja saya menemukan kata 'fasihat'. Tentu saya merasa asing dengan kata tersebut. Padahal kata itu terdapat di KBBI online. Betapa banyak kosa kata yang belum saya kuasai. Buktinya saya merasa tidak familiar dengan kata fasihat itu. Menurut KBBI online, fasihat adalah kebaikan tutur kata (lafal dan sebagainya). Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita tidak menyadari sering salah melafalkan huruf. Seperti huruf f dibaca p, dan huruf v juga dibaca p. Dalam pelafalan huruf yang baik. Tentu kita harus memperhatikan hal itu dengan benar. Karena kita harus mengikuti standar Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Akhirnya dengan mengetahui fasihat ini tentu membawa kebaikan untuk saya. Semoga saya dapat melafalkan huruf dengan baik. Dengan mengikuti tantangan menulis lagerunal akhirnya banyak manfaat dan pengalaman untuk tulisan saya. Tanpa saya sadari k...