Langsung ke konten utama

Tahun Penuh Ketabahan

 # April Menulis

# Tema ' T '




Tahun Penuh Ketabahan


Tak terasa hari ini merupakan hari kesembilan bulan ramadan, biasanya bulan ini merupakan bulan yang ditunggu-tunggu. Karena, pada bulan ini merupakan bulan penuh rahmat dan ampunan. Selain itu,  kita bisa kumpul dengan orang tua dan saudara.

Tapi sudah dua tahun ini saya dan suami tidak dapat mudik. Seperti tahun-tahun yang lalu. Bisa berkumpul dengan orang tua dan saudara yang memang jarang bertemu. Meskipun zaman sekarang sudah ada handphone. Tetapi rasanya sangat berbeda bila kita bertemu secara langsung dengan keluarga.

Hal itu tentu membuat kita harus tabah dan sabar. Tidak ada yang bisa melawan kehendak yang Kuasa. Karena virus corona juga datangnya dari Allah. Walaupun yang menyebabkannya tangan manusia.

Karena virus corona sangat mematikan, akhirnya  semua aktivitas manusia terhambat. Selain pekerjaan dan mata pencaharian, acara mudikpun terhambat.

Demi mencegah penularan virus corona tersebut. Akhirnya semua masyarakat harus mentaati semua peraturan pemerintah. Salah satunya rencana mudik yang sudah saya siapkan.

Tapi semua itu hanya tinggal rencana saja. Tanpa bisa melawan ketentuan yang dibuat oleh Pemerintah. Apalagi untuk ASN, Pemerintah sangat ketat membuat peraturan. Akhirnya mau tidak mau kita harus mematuhinya. Sebagai abdi negara yang baik dan bertanggung jawab.

Biarlah rencana mudik tahun ini gagal, semoga dilain waktu dan kesempatan saya bisa melakukannya. Saya percaya dibalik setiap kejadian pasti ada hikmah yang Allah berikan.

Semoga tahun ini kita selalu diberi ketabahan dan kesehatan. Sehingga apapun yang kita lakukan merupakan hal yang baik. Meski tahun ini merupakan tahun terberat sekalipun. Kita tetap optimis dan menghadapi semuanya dengan tabah dan iklas, aamiin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan  Malam ini saya kembali bersemangat untuk menulis setelah beberapa hari saya sibuk  dengan berbagai aktivitas dan membaca novel. Saya belum bisa membatasi membaca novel. Itu kebiasaan saya dari sejak SMA. Malam ini kuliah menulis pematerinya sahabat saya Bu Aam Nurhasanah, S. Pd, yang biasa saya safa Omet.  Sedangkan moderatornya Mr. Bams.       Dalam menulis resume saya pertama kali diajak Bu Aam di gelombang 16. Walau saya mengikuti dipertengahan, tapi alhamdulilah saya, Bu Aam, guru-guru hebat dan Bu Kanjeng membuat buku antologi. Yang berjudul " Jejak Digital Motivator Andal".      Itu merupakan tantangan menurut saya. Karena untuk pertama kalinya saya menulis buku. Walaupun saya sering menulis cerpen dan puisi tapi tidak pernah dipublikasikan atau dibukukan. Kemudian saya pun membuat lagi 3 antologi berupa puisi bersama guru-guru hebat dan Bu Kanjeng. Dengan ramah dan semangat Bu Aam, menyapa par...

Mengejar Mimpi Jadi Juara

                    Mengejar Mimpi Jadi Juara      Rasanya tak ada yang tak mungkin untuk kita mengejar mimpi. Walau itu sulit sekali pun, tentu kita bisa berusaha. Untuk mencapainya dengan kerja keras, dan usaha yang maksimal.      Seperti yang  saya lakukan dan beberapa orang guru. Membimbing Retno murid saya untuk mengikuti "Lomba Bercerita Bahasa Indonesia" tingkat SLTP se-Kabupaten Lebak.      Hal itu bukan beban yang harus ditanggung. Tapi kewajiban yang harus dijalankan untuk keberhasilan sekolah kami tentunya. Saat Kepala Sekolah saya, Drs. Haryanto, M, M. Pd. Memberitahukan ada lombà itu. Saya merasa senang juga kawatir.     Saya hanya berusaha membimbing Retno dengan baik dibantu oleh ka Aip. Kemudian alhamdulilah dibantu juga ka Tendi dan Bu Endah. Jika saya melihat kepala sekolah yang sangat semangat.     Timbul juga semangat saya untuk membimbing dengan gi...

Mengenang Saat Jadi Mahasiswa Pascasarjana

Tema ' Delapan-delapan/ 88' Mengenang Saat Jadi Mahasiswa Pascasarjana      Saat waktu yang sudah berlalu kita ingat kembali, ada perasaan rindu saat mengenangnya. Seperti yang saya alami tahun 2018 lalu. Saat jadi Mahasiswa Pascasarjana di UNINDRA PGRI.       Hanya pada hari sabtu kami mengikuti mata kuliah yang dibimbing boleh beberapa Profesor. Usia bukanlah halangan untuk menyalurkan ilmu yang bermanfaat. Karena, usia mereka hampir di atas 70 tahun. Tapi, banyak juga dosen yang masih muda.      Pengalaman yang berharga saat Profesor Apsanti yang usianya sudah 85 tahun. Tidak mau dipapah saat menaiki tangga darurat, karena lip sedang diperbaiki. Beliau mau jalan sendiri biar sehat, dan merasa masih kuat.      Beliau yang sangat awas dan teliti saat mengoreksi tugas analisis cerpen. Berkata, "kita harus menyalurkan ilmu kita terus. Dengan begitu ilmu akan terus menerangi hidup kita. Seperti saya yang belum pikun karena i...