Langsung ke konten utama

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

                                   

              foto kegiatan RUKOL Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin


PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin.




2.        Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini mencerminkan keyakinan, moralitas, dan prioritas pribadi seseorang, yang kemudian membentuk landasan prinsip-prinsip yang mereka terapkan dalam situasi kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengambilan keputusan.



H. Abdus Subhan Jayani, S. Pd., MBA ( Fasilitator  CGP)



Novi Maulida, S. Pd ( Pengajar Praktik CGP)

3.      Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan memiliki keterkaitan yang erat dengan kegiatan coaching atau bimbingan dalam konteks pembelajaran. Coaching dapat memberikan panduan, refleksi, dan pertanyaan kritis yang membantu seseorang untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pengambilan keputusan mereka. Dengan adanya coaching, individu dapat merasa lebih didukung dan siap untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis atau perasaan keraguan yang mungkin muncul setelah pengambilan keputusan. Coaching menjadi wadah untuk pertumbuhan pribadi dan pengembangan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih efektif.

4.      Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dapat berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik terhadap emosi dan nilai-nilai pribadinya mungkin lebih mampu mengelola konflik internal ketika dihadapkan pada dilema etika. Kesadaran diri dapat membantu guru mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai pribadi mereka memengaruhi pengambilan keputusan.


Diskusi kelompok mengambil suatu keputusan kelas 9. F

5.      Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pertama-tama, penting untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang dianut oleh pendidik. Ini dapat melibatkan pemahaman mendalam terhadap keyakinan, norma, dan prinsip moral yang mendasari perilaku pendidik dalam konteks tertentu. Penting untuk diingat bahwa pembahasan studi kasus semacam ini bukanlah untuk menghakimi, tetapi lebih sebagai sarana untuk refleksi dan pertumbuhan pribadi dan profesional. Dengan memahami hubungan antara keputusan etika dan nilai-nilai pribadi pendidik, dapat ditemukan cara untuk meningkatkan integritas dan kualitas pendidikan.

6.      Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Penting untuk diingat bahwa pengambilan keputusan yang tepat memerlukan penilaian situasi yang cermat, pertimbangan semua dampak yang mungkin, dan konsultasi dengan pihak yang terlibat. Dengan mengutamakan kepentingan bersama dan memperhatikan nilai-nilai yang mendasari, pemimpin pendidikan dapat membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan keberhasilan bagi semua anggota komunitas pendidikan.

7.      Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Beberapa dilema etika dalam pendidikan dapat sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor yang saling berhubungan. Menilai semua aspek dan memahami implikasi dari setiap keputusan dapat menjadi tantangan, terutama ketika ada ketidakpastian atau ketidakjelasan.

8.      Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?


Pembelajaran berdiferensiasi kelas 8

Pengambilan keputusan dalam menerapkan strategi diferensiasi pembelajaran dapat memerdekakan murid dengan mengakomodasi gaya belajar, tingkat kemampuan, dan minat mereka. Guru dapat memutuskan cara menyajikan materi, memberikan tugas, dan mengevaluasi kinerja yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan beragam murid.

9.      Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Melalui keputusan-keputusan ini, seorang pemimpin pembelajaran dapat memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan holistik murid dan membantu membentuk masa depan mereka dengan memberikan kesempatan, dukungan, dan sumber daya yang mereka butuhkan. Kesadaran akan dampak jangka panjang dari setiap keputusan membantu memastikan bahwa kepemimpinan pendidikan berfokus pada pertumbuhan dan kesejahteraan murid.

10.  Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Secara keseluruhan, modul ini menyoroti betapa kompleksnya pengambilan keputusan di lingkungan pendidikan dan bagaimana kesadaran terhadap faktor sosial, emosional, dan etika dapat membentuk kebijakan dan praktik yang efektif. Keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya menunjukkan pentingnya pendekatan yang holistik terhadap pembelajaran dan pengembangan di dunia pendidikan.

11.  Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Tidak ada yang terlalu mengejutkan, tetapi penting untuk dicatat bahwa pengambilan keputusan di lingkungan pendidikan sering kali melibatkan dinamika yang kompleks, terutama ketika faktor sosial, emosional, dan etika turut berperan. Pengambilan keputusan tidak selalu bersifat linier, dan pemimpin pendidikan mungkin dihadapkan pada tantangan yang unik dalam menilai dan menyelesaikan dilema etika. Oleh karena itu, fleksibilitas dalam pendekatan dan keterlibatan semua pemangku kepentingan dapat menjadi kunci sukses dalam menghadapi situasi yang kompleks ini.

12.  Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya sudah pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin sebelum mempelajari modul ini. Tetapi saya saat itu tidak menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

13.  Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak setelah saya mempelajari modul 3.1 ini sangat luar biasa, terutama saya dapat mengambil keputusan dari setiap dilema etika dengan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin yang bijaksana.

14.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting baik saya sebagai individu, maupun sebagai seorang pemimpin. Sebagai individu, penting untuk memahami sejauh mana topik modul ini relevan dengan kebutuhan dan tujuan pribadi saya. Memahami topik tersebut dapat memberikan wawasan, keterampilan, atau pengetahuan yang mungkin berguna dalam pengembangan diri saya secara pribadi. Hal ini dapat membantu saya tumbuh dan berkembang sebagai individu.

Sebagai seorang pemimpin, penting untuk menilai apakah topik modul ini dapat memberikan manfaat bagi kemampuan kepemimpinan saya. Beberapa modul mungkin fokus pada keterampilan kepemimpinan, pengelolaan tim, atau topik terkait manajemen organisasi. Mempelajari topik ini dapat meningkatkan kemampuan saya dalam mengelola orang dan sumber daya dengan lebih efektif, yang kritis untuk kesuksesan seorang pemimpin.

 

 


Komentar

  1. Hari ini setelah sekian banyak musim terlewatkan baru nulis lagi di blog tercinta. Semoga dengan melalui berbagai pembelajaran bertambah informasi, wawasan, dan pengetahuan kita, aamin. Srmoga bermanfaat. Dan tinggalkan komentar supernya. 🙏🥰

    BalasHapus
  2. Artikel bagus Bun
    Lanjutkan menulis
    Semangat

    BalasHapus
  3. Paparan yang sangat menginspirasi dan memberikan pengetahuan . Tetap semangat dalam berkarya dan selalu menginspirasi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik bu Nela, terima kasih sudah meninggalkan jejak literasinya

      Hapus
  4. penulis yang satu ini memang inspiratif bagi siswa dan semua pendidik teruslah berkarya Bu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ikhtifal Yang Buat Deg-degan

 # Minggu Menulis # Tema 'D' Ikhtifal Yang Buat Deg-degan Tak banyak kata yang dapat diungkapkan selain rasa syukur yang luar biasa. Atas anugrah yang Allah berikan pada putra saya Tunjung yang usianya 10 tahun. Hari ini dia mengikuti ikhtifalan di TPA La Tansa. Setelah minggu kemarin mengikuti ujian lisan yang diikuti selama 3 hari. Acara ihtifalan atau biasa disebut pidato tentang keagamaan. Selain itu juga acara pelepasan dan perpisahan untuk siswa kelas 6 (Ali). Kegiatan ini rutin diadakan tiap selesai mengikuti ujian pada semester akhir genap. Yang dipandu oleh para wali kelas tiap tingkat yang biasa disafa Ustadzah oleh para siswa. Kegiatan yang dilaksanakan ikhtifal, marawis, hadroh, dan tarian-tarian islami lainnya. Sungguh luar biasa meriahnya acara tersebut. Yang paling membanggakan untuk kami para orang tua. Tentunya peningkatan pendidikan yang islami  putra kami. Nilai karakter dan pembiasaan yang islami untuk bekal masa depan yang akan direalisasikan dalam kehidupa

Pentigraf " Pilihan Cinta Namima"

  Pentigraf Tema: Aku Kamu Dia Pilihan Cinta Namima       Aku   biasa disapa Nami, oleh teman-teman di sekolah. Aku yang tinggi kecil, mata belok, hidung mancung, rambut panjang hitam, dan kulit kuning langsat. Membuat teman laki-laki selalu bersiul genit ke arahku. Aku yang duduk di kelas 1 SMA, tak pernah meghiraukan mereka. Karena, Ayah selalu berpesan agar aku belajar sungguh-sungguh. Tidak boleh pacaran terlebih dahulu. Mungkin Ayahku terlihat kolot, tapi semua pesannya selalu diikuti olehku. Seperti yang selalu beliau ucapkan, bahwa pacaran akan memecah konsentrasi belajarku. Walaupun, ada juga yang mengatakan jika memiliki pacar bisa menjadi motivasi dalam belajar. Tapi,  aku lebih mematuhi perkataan Ayahku. Setiap temanku menyatakan cinta, aku akan menolaknya dengan halus.      Seperti rabu kemarin, saat dua teman sekolahku beda kelas Riyo dan Arif menyatakan cintanya. Mereka menghadang di depan kelas saat aku mau masuk. Sontak membuat aku kaget dan bingung. Tiba-tiba Riyo meny