Langsung ke konten utama

Cara Jitu Menulis Mudah Ala Ditta Widya Utami, S. Pd

 Cara Jitu Menulis Mudah Ala Ditta Widya Utami, S. Pd


     Malam ini terasa sangat luar biasa, saat saya megikuti kegiatan belajar menulis di gelombang 16 ini. Ini merupakan materi keenam yang saya terima dari narasumber. Saya masi mengingat narasumber bu Kanjeng atau Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd. Yang juga memaparkan pengalamnya dalam menulis.  Sehingga menjadi motivasi saya untuk belajar menulis. Pada kesempatan ini, bu Kanjeng menjadi moderator, sedangkan narasumbernya bu Ditta. Alhamdulilah semakin terbuka jalan untuk saya agar segera memulai menulis. Selama ini saya hanya membimbing siswa menulis, baik cipta cerpen maupun cipta puisi.

     Menurut bu Ditta, menulis merupakan kegiatan keseharian kita. Dimana kita bisa menulis apa saja. Baik yang kita alami sendiri maupun orang lain yang mengalaminya. Menulis bisa dilakukan melalui media sosial, feedback tugas siswa, maupun jurnal harian mengajar kita sebagai seorang guru.

     Saat kita menulis buku, seperti diblog. Kita seolah-olah seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam dinding. Kita juga seperti menjadi petinju yang ko, atau bermain catur yang langsung mengalami skakmat. Itu merupakan gambaran perasaan yang dirasakan oleh bu Ditta saat menulis buku. Mungkin jika hal itu terjadi pada saya, bisa jadi sayapun merasakan apa yang bu Ditta rasakan. Menulis itu sesuatu yang mencekam bagi saya. Ingin rasanya menyelesaikan tulisan, akan tetapi takut salah dan tidak diterima oleh orang lain.

     Hal tersebut membuat ide-ide yang tersimpan di kepala sirna begitu saja. Bahkan menurut bu Ditta tangan tidak bisa menulis, lidahpun terasa kelu. Untuk menghilangkan gangguan negatif tersebut, bu Ditta memberikan tips agar mudah menulis buku yaitu:

1. Ikut kelas menulis

2. Ikut komunitas menulis

3. Ikut lomba menulis

4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/ dalam keseharian kita

5. Menulis apa saja yang kita suka.

     Berikut penjelasan tips yang disampaikan bu Ditta agar mudah menulis buku yaitu :

1. Ikut Kelas Menulis

     Untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menulis buku. Menurut bu Ditta, beliau mengikuti kelas menulis bersama om Jay. Banyak ilmu, motivasi, tips dan trik menulis yang didapatkan. Terkadang juga mendapatkan sebuah kejutan. Dimana bu Ditta, mendapat kejutan buku dari PGRI karena resume yang dibuatnya.

2. Ikut Komunitas Menulis

     Mengikuti komunitas menulis sangat penting untuk kita, terutama jika kita penulis pemula. Karena kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain. Hal itu yang mebuat tulisan kita semakin terasa. Saat ini sudah banyak komunitas dalam menulis yang bisa kita ikuti. Baik komunitas yang dikhususkan untuk guru-guru, maupun untuk umum.

3. Ikut Lomba Menulis

     Siapapun yang mengikuti lomba menulis, sangat cocok untuk seseorang yang suka tantangan. Dengan mengikuti lomba menulis, menurut bu Ditta kita belajar menulis dengan tema dan waktu yang sudah terjadwal. Beliau juga pernah mengikuti lomba menulis sekali dua kali. Belum pernah jadi juara. Dari pengalaman itu beliau menyadari letak kekurangannya. Sehingga beliau belajar lagi untuk menjadi lebih baik. Hal itulah yang sangat menginspirasi saya.

4. Menulis Apa Saja Yang Ada Di Sekitar Kita

     Pada saat menulis dan kita mengalami kesulitan, maka tulislah apa saja yang ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini. Menurut beliau, pada saat belajar menulis bersama om Jay. Mengubah gambar kedalam bentuk tulisan.  Seperti foto ketoprak, gorengan, kucing, rempenyek, dan lain-lain. Jika kita masih mengalami kesulitan juga dalam menulis. Tidak ada salahnya menulis keseharian kita lewat diari. Hal yang paling penting yaitu  teruslah menulis, agar kemampuan menulis kita terasah.

5. Tulis Apa Saja Yang Kita Suka

     Menurut bu Ditta, tulislah apa saja yang kita suka. Sementara media yang akan digunakan bisa melalui blog, buku harian, HP/ laptop, menulis online seperti di wattped dan storial. Menulis bisa dimanapun yang terpenting rutin. Kemudian buat target sehari, seminggu, sebulan, dan seterusnya. Jika menulis sudah dilakukan secara rutin, kemudian buku tersebut segera terbitkan. Kumpulan tulisan kita di blog, jurnal harian, serta draff-draff yang ada di laptop/ HP bisa kita bukukan.

     Menulis bisa dilakukan secara solo maupun kolaborasi. Menurut bu Ditta, menulis buku solo lebih mudah. Karena, kita sendiri yang menentukan tema dan waktu penyelesaiannya. Sedangkan menulis buku secara kolaborasi kita harus sesuai dalam menentukan tema, waktu yang sudah terjadwal. Keuntungan menulis buku kolaborasi prosesnya sudah ada yang handle dan biaya murah. Sedangkan penulisan buku secara solo, dalam pengajuan penerbit dan lain-lain harus diurus secara mandiri.

     


     Gambar tersebut merupakan buku solo pertama bu Ditta. Yang berupa antologi cerpen, dimana latarbelakang penulisan buku tersebut kumpulan kisah inspirasi siswanya sendiri. Buku antologi tersebut dibuat dengan penuh cinta. Dimana ide awalnya merupakan setiap kejadian yang unik atau momen spesial yang akan dicatat. Bu Ditta sendiri merupakan sarjana IPA, akan tetapi beliau menyukai menulis fiksi. Saat beliau memiliki kesempatan, maka akan dituangkan kedalam  bentuk cerpen.

     Bu Ditta membagikan tip menulis secara konsisten, yaitu cari apa saja yang bisa ditulis walaupun hanya satu paragraf. Menulis bisa dilakukan di mana saja, diberbagai media bahkan di status WA sekalipun. Dengan niat bahwa tulisan kita dapat bermanfaat untuk orang lain. Saat menulis kadang kita berada disisi tidak mood atau sedang malas. Maka kita harus mengusir rasa malas itu, dengan merefresh otak dan hati. Melalui hal yang kita sukai, bisa juga dengan membaca buku ringan dan menghibur.

     Ketika kita menulis, agar mood tetap stabil. Menurut bu Ditta, kita harus heppi dan tersenyum. Karena dengan heppi dan tersenyum menulis akan  berlangsung mudah tanpa hambatan. Kemudian kita dapat menyadari kelebihan yang kita miliki. Bahwa Tuhan telah memberikan kita akal dan tangan untuk menulis. Jadi kenapa kita tidak segera untuk menulis.

     Saat sedang menulis, bu Ditta membutuhkan tempat dan suasana yang tenang dan nyaman. Agar insting atau ide menulis tidak hilang atau lupa. Maka ide tersebut harus segera dicatat. Minimal garis besarnya saja. Oleh karena itu, menurut bu Ditta selalu sedia catatan dimanapun dan kapanpun. Atau bisa juga disimpan di HP atau laptop, didraff, dan diblog. Alhamdulilah tak terasa saya sudah banyak menerima materi untuk memudahkan saya dalam menulis buku. Terimakasi bu Ditta untuk pemaparannya dalam berbagi pengalaman tentang dunia tulis menulis. Sehingga ini menjadi cara jitu menulis mudah untuk saya dari bu Ditta.

     

Komentar

  1. Mantaap resumenya, sangat informatif..

    BalasHapus
  2. Terima kasih kembali Bu Sri 😊 terima kasih telah membuat resumenya dan membuktikan bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan 😊👍🏻

    BalasHapus
  3. Aduh luar biasa, terimakasi bu Ditta. Sepertinya tambah semangat lagi ni menulisnya.

    BalasHapus
  4. Terimakasi bu Ida, semoga ini awal yang baikya bu?

    BalasHapus
  5. Mantaaap.. smoga jg bisa konsisten dlm menulis.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1                                                   foto kegiatan RUKOL Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN 1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin. 2.         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nil

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan

Trik Menulis Resume Sampai Dibukukan  Malam ini saya kembali bersemangat untuk menulis setelah beberapa hari saya sibuk  dengan berbagai aktivitas dan membaca novel. Saya belum bisa membatasi membaca novel. Itu kebiasaan saya dari sejak SMA. Malam ini kuliah menulis pematerinya sahabat saya Bu Aam Nurhasanah, S. Pd, yang biasa saya safa Omet.  Sedangkan moderatornya Mr. Bams.       Dalam menulis resume saya pertama kali diajak Bu Aam di gelombang 16. Walau saya mengikuti dipertengahan, tapi alhamdulilah saya, Bu Aam, guru-guru hebat dan Bu Kanjeng membuat buku antologi. Yang berjudul " Jejak Digital Motivator Andal".      Itu merupakan tantangan menurut saya. Karena untuk pertama kalinya saya menulis buku. Walaupun saya sering menulis cerpen dan puisi tapi tidak pernah dipublikasikan atau dibukukan. Kemudian saya pun membuat lagi 3 antologi berupa puisi bersama guru-guru hebat dan Bu Kanjeng. Dengan ramah dan semangat Bu Aam, menyapa para guru-guru hebat menulis gelombang 17.

Mimpi Jadi Juara

 # Sabtu Menulis # Tema 'J' Mimpi Jadi Juara Dalam hidup ini banyak proses yang sudah kita lalui. Dari pertama kali kita menghirup udara di bumi ini sampai saat ini kita hidup. Banyak perubahan yang kita alami dan lalui. Dari yang tidak bisa apa-apa sampai bisa. Dari yang tidak tahu sampai tahu. Dari bodoh jadi pintar.  Akan tetapi kepintaran atau kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang tentu beragam. Sesuai bidang dan bakat yang dimilikinya. Walaupun ada dari sebagian orang yang luar biasa pintarnya. Karena dapat menguasai berbagai bidang keilmuan sekaligus. Saya yang sudah dari dulu suka membaca novel, cerpen, dan menulis diary. Membuat saya tidak mengalami kesulitan. Saat membimbing siswa lomba cipta cerpen dan puisi. Tapi waktu itu saya belum berani membukukan cerpen yang biasa saya tulis. Saya tidak berpikir bahwa tulisan saya dapat dibukukan. Mengingat semua itu kadang saya merasa sedih. Karena sudah dua tahun wabah corona menghambat Festival Literasi Seni Nasional. Tid