Langsung ke konten utama

Menulis Hingga Tembus Penerbit Mayor

 Menulis Hingga Tembus Penerbit Mayor



 Pertemuan kesepuluh ini narasumber yang dihadirkan Pak Brian, adalah seorang perempuan yang pembawaannya enerjik dan luar biasa optimisnya. Sama seperti sahabat saya Bu Aam, yang juga selalu semangat  saat memandu pemaparan  narasumber kelas menulis gelombang 16 ini. Saya sangat bersemangat untuk mengikuti pemaparan narasumber malam ini. Beliau adalah Eva Haryati Israel, S. Kom merupakan guru blogger gelombang 7 di kegiatan belajar menulis bersama Om Jay. Bu Eva yang lahir asli di Kupang NTT adalah anggota dari Sahabat Rumah Belajar Nusa Tenggara Timur. Beliau guru SMAN 1 Kota Kupang dan mengampu pelajaran TIK. Selain itu beliau juga sebagai peserta terbaik ke-2 Pembatik Level 4 tahun 2019, dan Instruktur Provinsi Kurikulum 2013 tahun 2016-2018. Juga sebagai Pendamping Guru Penggerak  Angkatan 1 Tahun 2020. Sangat luar biasa pengalaman dan prestasi yang sudah beliau dapatkan.

     Tak terasa saya sudah mengikuti belajar menulis ke-10. Alhamdulilah bertambah pengalaman dan wawasan. Apalagi narasumber yang mengisi materi merupakan orang-orang hebat yang menghembuskan aura positif untuk menulis saya. Rasanya dari hari ke hari semakin optimis saya bisa menulis. Selain itu, pengalaman ini sangatlah berharga untuk saya.  Sehingga saya merasa bersyukur bisa bergabung dengan orang-orang hebat dari mulai narasumber sampai penerbit ANDI. Berbagai pengalaman menarik dari tiap narasumber merupakan hal yang unik. Karena latar belakang yang beragam yang dimiliki narasumber menjadi ciri khas menulis mereka.



     Seperti halnya Bu Eva yang memaparkan pengalamannya dalam menulis buku pertamanya yang berjudul “Kelas Maya- Membangun Ekosistem E- Learning di Rumah Belajar” yang berhasil lolos evaluasi dan diterbitkan oleh penerbit ANDI. Hal yang tidak pernah diduga oleh beliau ketika bisa menulis buku dalam waktu satu minggu yang harus di setorkan ke Prof. Eko. Yang terdiri dari 21 peserta kemudian menjadi 9 peserta dan salah satunya adalah Bu Eva. Kemudian berkolaborasi dengan Prof. Eko untuk membuat buku. Hal itulah yang menjadi kepuasan batin untuk Bu Eva tentunya. Setiap orang yang mengalami hal tersebut akan merasakan kepuasan batin. Saya ingat dengan pernyataan Pak Joko Irawan Mumpuni yang mengatakan “saat kita berhasil membuat buku dan di terbitkan penerbit” akan timbul kepuasan batin pada diri kita apalagi buku kita sampai di pajang di toko buku. Sebenarnya saya baru memulai hal itu, meski buku yang akan diterbitkan saya belum melihat wujudnya, tapi saya merasa senang bisa bergabung dengan Bu Kanjeng dalam penulisan Antologi buku menulis, dan antologi puisi bareng Minvel.

     Bu Eva memaparkan  perjalannya selama editing buku dengan penerbit hingga proses terbitnya buku pertama beliau. Setelah buku dinyatakan diterima oleh pnerbit mayor (Penerbit ANDI) maka proses editing dimulai oleh pihak penerbit. Tahap editing yang dilakukkan melalui beberapa tahapan diantaranya:

1. Editing sampul

2. Editing naskah

3. Editing penerbit

4. Naskah yang sudah di edit kembali di kirim ke penerbit

     Setelah satu bulan proses editing naskah dikirim, maka launcing buku pertama yang di seminarkan  melalui Digital Mainset yang disajikan melalui bincang daring dengan Prof. Eko melalui Zoom dengan TV ANDI. Saat buku di terbitkan oleh penerbit mayor, pihak marketing tidak membebani penulis.

Saat belajar menulis Bu Eva, sangat senang karena mendapatkan pembelajaran serta mengembangkan diri dan mendapatkan sahabat tentunya. Bu Eva juga bisa lolos kurasi kemudian di terbitkan oleh penerbit Mayor. Selain itu juga bertambah wawasan dan ilmu tentang publikasi dan teknik menentukan tema tulisan yang sesuai tren zaman.

     Hal yang membanggakan tentunya saat Bu Eva menulis buku dan tembus ke penerbit mayor. Untuk bisa tembus ke penerbit mayor, ada beberapa kriteria yang harus dimiliki yaitu:

1. Tema buku jika di cari pada google trends menunjukkan grafik yang bagus

2. Profil penulis semakin terkenal dan kredibel akan sangat baik

3. Target pasar yang menguntungkan

4. Ragam tulisan kita sesuai dengan visi misi penerbit

     Keuntungan saat kita dapat menulis buku yaitu:

1.  Kepuasan batin adalah hal yang tidak bisa diukur oleh apa pun

2.  Integritas, kredibilitas dan percaya diri makin baik

3.  Motivasi bertambah

4. Terbuka peluang-peluang baru untuk menjadi nara sumber, motifator menulis dan hal-hal positif lainnya

5. Royalti

     Setiap orang akan merasakan seperti Bu Eva, saat buku pertamanya terbit pasti sangat bahagia. Apalagi buku sampai terjual 100 eksemplar. Tentu hal itu merupakan pencapaian yang luar biasa. Sehingga penulis jka mengalami hal itu aka n semakin giat lagi dalam menulis. Apalagi dukungan dari pihak PGRI salah satu komunitas yang memang di Indonesia sangat kental kekerabatannya. Itu juga merupakan berkah yang luar biasa dapat di capai, dan merupakan apresiasi yang nantinya akan mendapatkan logo PGRI pada sampul depan buku.

Dalm menulis buku kita sangat membutuhkan fokus dan disiplin yang tinggi. Apalagi dengan durasi yang sangat singkat seperti yang dijelaskan oleh Bu Eva. Beliau menulis buku pertamanya hanya membutuhkan waktu tujuh hari saja. Sehingga jam terbang harus tinggi kalau kata Pak Joko Irawan Mumpuni. Akan tetapi hal itu bukanlah suatu halangan jika kita memang yakin bisa, dan alhasil apa yang kita yakini pasti akan terjadi.

Selain itu hal yang dilakukan oleh seorang penulis, harus memiliki rasa ingin berbagi dan berkarya. Karena dengan berbagi apa yang kita berikan pada orang lain akan sangat bermanfaat dan tidak akan hilang di makan waktu dan zaman. Menulis buku atau karya harus memiliki konsistensi agar apa yang akan kita tulis tidak lupa. Kemudian saat kita memiliki sebuah ide hal yang  sangat penting segeralah kita realisasikan dalam tulisan jangan sampai menunggu kita lupa. Hasil yang di dapat pun akan mengalir dengan lancer.

Dukungan dalam menghasilkan buku atau karya sangat dibutuhkan sekali. Terutama dukungan yang datang dari komunitas yang memiliki visi dan misi yang sama. Yaitu tentang keinginan yang sama untuk mengembangkan diri sendiri yang dibarengi oleh tekad dan niat yang kuat. Sehingga,  kita bisa bergerak untuk maju dan menghasilkan karya atau tulisan dan tentu saja untuk di bukukan.  Semoga pemaparan dari Bu Eva ini menjadi tamparan positif untuk saya agar secepatnya bisa membuat karya dan di bukukan, amin. Tak ada hal yang sulit jika kita mau berusaha dan bekerja keras, itu barangkali pepatah yang sering di ucapkan oleh seorang ahli. Selain itu menurut Bu Eva jangan lupa kita harus selalu fokus dan yakin, lakukan dengan nyaman dan sepenuh hati dan yang terpenting doa kita pasti bisa.

Komentar

  1. Resume yang bagus Bu.. namun lebih bagus bila paragraf yg paniang agar dibagi 2, biar enak dibaca dan renyah gak padat.. semangat yah..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1                                                   foto kegiatan RUKOL Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN 1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin. 2.         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nil

Pentigraf " Pilihan Cinta Namima"

  Pentigraf Tema: Aku Kamu Dia Pilihan Cinta Namima       Aku   biasa disapa Nami, oleh teman-teman di sekolah. Aku yang tinggi kecil, mata belok, hidung mancung, rambut panjang hitam, dan kulit kuning langsat. Membuat teman laki-laki selalu bersiul genit ke arahku. Aku yang duduk di kelas 1 SMA, tak pernah meghiraukan mereka. Karena, Ayah selalu berpesan agar aku belajar sungguh-sungguh. Tidak boleh pacaran terlebih dahulu. Mungkin Ayahku terlihat kolot, tapi semua pesannya selalu diikuti olehku. Seperti yang selalu beliau ucapkan, bahwa pacaran akan memecah konsentrasi belajarku. Walaupun, ada juga yang mengatakan jika memiliki pacar bisa menjadi motivasi dalam belajar. Tapi,  aku lebih mematuhi perkataan Ayahku. Setiap temanku menyatakan cinta, aku akan menolaknya dengan halus.      Seperti rabu kemarin, saat dua teman sekolahku beda kelas Riyo dan Arif menyatakan cintanya. Mereka menghadang di depan kelas saat aku mau masuk. Sontak membuat aku kaget dan bingung. Tiba-tiba Riyo meny

Ikhtifal Yang Buat Deg-degan

 # Minggu Menulis # Tema 'D' Ikhtifal Yang Buat Deg-degan Tak banyak kata yang dapat diungkapkan selain rasa syukur yang luar biasa. Atas anugrah yang Allah berikan pada putra saya Tunjung yang usianya 10 tahun. Hari ini dia mengikuti ikhtifalan di TPA La Tansa. Setelah minggu kemarin mengikuti ujian lisan yang diikuti selama 3 hari. Acara ihtifalan atau biasa disebut pidato tentang keagamaan. Selain itu juga acara pelepasan dan perpisahan untuk siswa kelas 6 (Ali). Kegiatan ini rutin diadakan tiap selesai mengikuti ujian pada semester akhir genap. Yang dipandu oleh para wali kelas tiap tingkat yang biasa disafa Ustadzah oleh para siswa. Kegiatan yang dilaksanakan ikhtifal, marawis, hadroh, dan tarian-tarian islami lainnya. Sungguh luar biasa meriahnya acara tersebut. Yang paling membanggakan untuk kami para orang tua. Tentunya peningkatan pendidikan yang islami  putra kami. Nilai karakter dan pembiasaan yang islami untuk bekal masa depan yang akan direalisasikan dalam kehidupa