Langsung ke konten utama

Pasang Surut Pengalaman Menulis Guru TIK

 Pasang Surut Pengalaman  Menulis Guru TIK



     Pada malam ini merupakan pertemuan ke-11 saya dengan guru-guru hebat menulis 16. Narasumber yang dihadirkan Om Jay adalah seorang  perempuan yang ramah dan rendah hati. Beliau Bu Rita Wati, S. Kom, seorang guru dari SMPN 2 Mendoyo  Kab. Jembaran Provinsi Bali. Kemudian beliau memperlihatkan buku-buku yang sudah di tulis dan di terbitkan. Saat mengikuti pelatihan menulis bersama Om Jay. Sangat memotivasi saya, bahwa dengan belajar apa yang tidak pernah kita bayangkan bisa terjadi dan kenyataan. 

     Keinginan menulis Bu Rita sebenarnya sudah sejak dari dulu, saat beliau pertama kali menginjakan kakinya di Yogyakarta tahun 2001. Saat itu beliau memiliki teman satu kos yang menjadi penulis. Melihat temannya aktif Bu Rita ingin ikut juga membuat tulisan, tetapi beliau merasa bingung harus memulai dari mana dan menulis tentang apa. Hal itu akhirnya beliau pendam saat temannya memutuskan untuk menikah muda.

     Pada tahun 2005 kembali terbesit Bu Rita kembali memiliki keinginan menulis. Hal itu dikarenakan beliau sering menjaga stand bazar buku di kampusnya. Saat itu beliau sering membaca buku, dan akhirnya timbul kembali keinginan beliau untuk menulis kembali. Kemudian Bu Rita memulai menulis cerpen, dan menulis novel sebanyak 80 halaman. Tapi beliau mengalami kendala, beliau merasa tidak percaya diri untuk menunjukkan tulisannya pada orang lain. Karena beliau tidak ingin orang lain  membaca tulisannya, tiap ada teman yang meminjam komputernya beliau kasi password tulisannya.

      Bu Rita tidak percaya diri dengan tulisan yang di buatnya, akhirnya beliau menjudge dirinya tidak berbakat dalam menulis. Mungkin jika saya ada di posisi beliau pasti hal itu pun saya alami juga. Karena, saya pun pernah mengalami hal itu. Saat saya membimbing siswa saya lomba menulis cerpen dan puisi selalu tembus kabupaten bahkan nasional pada tahun 2019. Saya tidak pernah merasa percaya diri untuk mempublikasikan cerpen yang saya buat.

     Kemudian pada tahun 2005 saat blog sudah mulai buming, Bu Rita pun membuat blog untuk memiliki jejak digital. Akan tetapi saat beliau sudah memiliki blog, beliau malas untuk pergi ke warnet yang pada akhirnya blog tersebut tidak aktif. Kemudia pada tahun 2013 Bu Rita membuat blog yang kedua kalinya, beliau berhasil memposting enam tulisan. Lalu pada bulan berikutnya beliau berhasil memposting tiga tulisan. Setelah itu beliau kembali mengabaikan blognya. Tahun 2013 Kurikulum baru saat mata pelajaran TIK di hapus. Bu Rita merasakan galau, sampai pada akhirnya beliau mengikuti lomba English Essay di UNDIKSHA. Dengan tema Kurikulum 2013 yang menggunakan bahasa inggris, walaupun beliau menyadari kemampuan bahasa inggrisnya tidak seperti guru bahasa inggris. Tapi beliau percaya diri, dan dapat menyampaikan uneg-unegnya. Yang berhubungan dengan akan di hapusnya pelajaran TIK, sehingga akan mengakibatkan siswa buta teknologi. Meskipun pada kenyataannya nanti ada yang bisa menggunakannya secara otodidak tetapi jumlahnya pasti sangat sedikit.

Lomba menulis essay yang di ikuti oleh Bu Rita, akhirnya membuahkan hasil. Beliau menjadi finalis dan itu merupakan awal prestasi yang beliau dapatkan. Akan tetapi setelah itu, Bu Rita kembali vakum dan tidak menulis lagi. Hingga akhirnya pandemik datang, beliau merasa blog yang dimilikinya seperti rumah yang lama di tinggalkan yang penuh dengan sarang laba-labanya.  Akan tetapi menurut beliau pandemik ini membawa hikmah. Beliau aktif kembali ngeblog pada april 2020. Kemudian beliau mengisi materi  sebanyak tiga postingan, lalu beliau kembali vakum karena rasa malas yang menjadi penyebabnya.

Pada tanggal 27 April Bu Rita mengkuti kegiatan webinar yang di pimpin oleh ketua PGRI Prof. Unifah. Yang saat itu menyinggung peserta untuk menulis seluruh Indonesia. Kebetulan peserta menulis yang paling sedikit di ikuti oleh Provinsi Bali. Saat itu Bu Rita mulai tertarik untuk join di grup belajar menulis yang di pimpin oleh Om Jay. Kemudian beliau bergabung di gelombang 10. Pada saat beliau sudah bergabung dengan menulis gelombang 10, beliau sudah telat satu hari. Bu Rita merasa bingung dengan pelatihan menulis ini, karena pelatihannya lewat WAG dan hanya membaca teks. 

Kegiatan yang di lakukan dalam pelatihan menulis itu, beliau melihat teman guru-guru hebat memposting tulisan. Kemudian beliau baru memahami, bahwa kegiatan itu membuat resume materi yang di sampaikan oleh narasumber kemudian mempostingnya di blog masing-masing. Dari belajar meresume itu akhirnya beliau menjadi aktif menulis resume walaupun bukan di kelas belajar. Dan, yang lebih membahagiakan lagi beliau mendapatkan hadiah buku, termos, souvenir dan lainnya yang beliau ikuti di acara lain.




Dari pengalaman itu akhirnya beliau menerbitkan 2 buku solo, satu calon buku duet bareng prof. Eko. Yang sudah di nyatakan di terima tanpa revisi oleh penerbit ANDI. 5 buku antologi di mana 3 antologi beliau menjadi curator yaitu “The Meaningfull True Stories, Senandung Guru Jilid 1 dan 2”. Semua pencapaian yang Bu Rita raih tak lepas dari konsistensi yang beliau pelajari dari tiap narasumber di belajar menulis bersama Om Jay. Karena setiap narasumber memliki trik jitu dalam menulis yang harus di ikuti. Trik-trik tersebut kemudian di catat Bu Rita untuk direalisasikan dalam menulisnya. Beliau masi ingat dengan trik yang disampaikan oleh Om Jay, yaitu “menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi itu”. Hal itu kemudian beliau realisasikan lewat bukunya yang berjudul “Merajut Asa Sejak Dini”, yang awalnya beliau merasa akan menyelesikannya puluhan purnama. Namun ternyata satu purnama pun beliau sudah bisa menyelesaikan penulisan buku tersebut. Sungguh pencapaian yang luar biasa menurut saya.

Bu Rita memberikan trik agar kita bisa menulis dan membukukan tulisan kita sampai di terbitkan.  Menulis dilakukkan dengan penuh  percaya diri, dan meyakinkan diri kita sendiri bahwa tulisan kita dapat bermanfaat untuk orang lain. Itu barang kali hal yang penting agar kita bisa menulis. Kemudian tulisan kita di baca orang lain. Tentang baik buruknya tulisan pada kenyataannya kita sendiri yang harus yakin akan hal itu. Bahwa tulisan kita tidak jelek. Seperti yang beliau katakan "tidak ada yang mustahil di dunia ini, apa yang kita lihat hari ini, besok bisa jadi kenyataan. Man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil". Semoga apa yang di sampaikan Bu Rita akan menjadi motivasi super guru-guru hebat terutama untuk saya sendiri, amin.

     Kesimpulan dari kegiatan belajar menulis ini di sampaikan oleh moderator Bu Aam, bahwa jangan pernah malu untuk menuliskan tulisan kita! Jangan pernah takut salah, dan tidak percaya diri! Karena setiap manusia memiliki bakat yang terpendam. Hanya saja bagaimana kita untuk mengasah keterampilan. Kemudian menjaga konsistensi untuk menulis setiap hari. Alhamdulilah semoga pengalaman dan ilmu yang bermanfaat ini membawa dampak positif untuk kemajuan tulisan saya.

Komentar

  1. Terima Kasih Bu Sriwati resume yang menarik untuk di baca, keep sharing and writing

    BalasHapus
  2. Alhamdulilah. Ibu menyempatkan waktu untuk membaca resume saya. Terimakasi Bu Rita. Mohon maaf belum bisa sempurna resumenya.

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Terimakasi semoga saya lebih semangat lagi geblog🤭

      Hapus
  4. Komplit dan menarik untuk dibaca. Semangat!

    BalasHapus
  5. Bagus resumenya ...saya juga ikut resume....dan saya juga merasakan lebih semangat lagi menulis sampai bisa menulis solo seperti dicontohkan

    BalasHapus
  6. Terimakasi Bu Suyati kemarin dapat hadiahy mantep.
    Terimakadi Pak Sudomo dan Pak Haryanto.

    BalasHapus
  7. Mantap selalu, berkisah tentang sosok inspiratif bagi kita. Salam Bu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1                                                   foto kegiatan RUKOL Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN 1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin. 2.         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nil

Pentigraf " Pilihan Cinta Namima"

  Pentigraf Tema: Aku Kamu Dia Pilihan Cinta Namima       Aku   biasa disapa Nami, oleh teman-teman di sekolah. Aku yang tinggi kecil, mata belok, hidung mancung, rambut panjang hitam, dan kulit kuning langsat. Membuat teman laki-laki selalu bersiul genit ke arahku. Aku yang duduk di kelas 1 SMA, tak pernah meghiraukan mereka. Karena, Ayah selalu berpesan agar aku belajar sungguh-sungguh. Tidak boleh pacaran terlebih dahulu. Mungkin Ayahku terlihat kolot, tapi semua pesannya selalu diikuti olehku. Seperti yang selalu beliau ucapkan, bahwa pacaran akan memecah konsentrasi belajarku. Walaupun, ada juga yang mengatakan jika memiliki pacar bisa menjadi motivasi dalam belajar. Tapi,  aku lebih mematuhi perkataan Ayahku. Setiap temanku menyatakan cinta, aku akan menolaknya dengan halus.      Seperti rabu kemarin, saat dua teman sekolahku beda kelas Riyo dan Arif menyatakan cintanya. Mereka menghadang di depan kelas saat aku mau masuk. Sontak membuat aku kaget dan bingung. Tiba-tiba Riyo meny

Ikhtifal Yang Buat Deg-degan

 # Minggu Menulis # Tema 'D' Ikhtifal Yang Buat Deg-degan Tak banyak kata yang dapat diungkapkan selain rasa syukur yang luar biasa. Atas anugrah yang Allah berikan pada putra saya Tunjung yang usianya 10 tahun. Hari ini dia mengikuti ikhtifalan di TPA La Tansa. Setelah minggu kemarin mengikuti ujian lisan yang diikuti selama 3 hari. Acara ihtifalan atau biasa disebut pidato tentang keagamaan. Selain itu juga acara pelepasan dan perpisahan untuk siswa kelas 6 (Ali). Kegiatan ini rutin diadakan tiap selesai mengikuti ujian pada semester akhir genap. Yang dipandu oleh para wali kelas tiap tingkat yang biasa disafa Ustadzah oleh para siswa. Kegiatan yang dilaksanakan ikhtifal, marawis, hadroh, dan tarian-tarian islami lainnya. Sungguh luar biasa meriahnya acara tersebut. Yang paling membanggakan untuk kami para orang tua. Tentunya peningkatan pendidikan yang islami  putra kami. Nilai karakter dan pembiasaan yang islami untuk bekal masa depan yang akan direalisasikan dalam kehidupa