MENULIS SANGAT MUDAH DENGAN HATI
Malam ini Om Jay membuka pelatihan menulis dengan memperkenalkan seorang narasumber nasional yang bertugas di Sorowako. Selanjutnya Om Jay mempersilahkan Mr. Bams untuk segera memulai pelatihan menulis. karena Mr. Bams kembali menjadi moderator dalam kegiatan menulis ini.
Narasumber malam ini adalah Pak Agus Sampurno yang menjabat sebagai Education Specialist. Juga sebagai ketua Yayasan Pendidikan Sorowako Sulawesi Selatan. Pada tahun 2015- Oktober 2020, beliau seorang konsultan sekolah dan Project Leader pada Putra Sampoerna Foundation School Development Outreach Jakarta. Kemudian pada tahun 2018 menjadi Master Trainer Sertipikasi BNSP.
Beliau juga pernah menjadi pengelola sekolah dan mengajar. Kemudian menjadi Kepala Sekolah Ananda Islamic School Jakarta Barat. Selama 13 tahun beliau juga pernah menjadi guru dan koordinator kurikulum di Global Jaya Internet School Jakarta.
Berbagai penghargaan yang pernah beliau raih yaitu:
1. Blog Pendidik Terbaik Detik.com pada tahun 2009.
2. Menjadi Guru Microsoft Indonesia Innovative Educators pada tahun 2010.
3. Mendapat Anugrah Guru Era Baru oleh Acer Indonesia pada tahun 2011.
4. Blog terbaik dari Deutsche Welle Germany pada tahun 2012.
5. Menjadi penulis buku Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) pada tahun 2014.
6. Menjadi Pengkaji Naskah Pustekkom Jakarta dan Juri pada event yang diselenggarakan KPK, dan juri lomba Inovasi Pembelajaran TK-SMA pada tahun 2014.
Mengetahui segudang prestasi Pak Agus Sampurno, saya merasa senang dan kagum. Mungkin dengan kecerdasan dan kerja keras beliau dapat dengan mudah mendapatkan semua penghargaan tersebut. Saya pun meyakini satu hal. Bahwa semua yang kita dapatkan adalah hasil dari kerja keras yang kita lakukan.
Tiba-tiba saya melihat lalu menekan clips yang ada di layar WA Handphone saya. Akan tetapi beberapa kali saya tekan clips tersebut tidak bergerak, gambarnya masih tetap di posisi semula. Ternyata clips tersebut Pak Agus buat agar kita dapat menafsirkannya sendiri.
Kemudian Pak Agus menjelaskan tema pelatihan menulis malam ini adalah "ide dalam menulis". Berhubungan dengan clips tadi, lalu beliau memberikan beberapa prinsip dalam menulis yaitu:
1. 90% ide muncul saat kita tidak peduli dengan yang orang lain katakan mengenai tulisan kita.
Apa yang dikatakan oleh Pak Agus benar adanya, karena saya pernah mengalaminya. Pada saat saya melihat apa yang saya rasa menarik. Kemudian saya akan menuliskannya di blog, dan saya tidak peduli saat itu pada pendapat orang lain. Apakah tulisan saya bagus atau tidak yang penting saya menulis saja.
Sebagai contoh, saat saya mempoto anak-anak tetangga saya yang usianya sekitar 4-5 tahun. Mereka sedang tertawa riang sambil bermain di ayunan besi. Kemudian saya menyuruh mereka bergaya sambil tersenyum. lalu saya mempotonya. Hasil poto itu sangat lucu dan menarik dengan tingkah mereka yang lucu dan menggemaskan. akhirnya saya membuat tulisan yang berjudul "Masa Kanak-kanak Masanya Bermain dan Gembira" . Kebetulan putra saya pun ikut bermain dengan mereka.
Saat itu yang ada di pikiran saya, saya akan menulisnya di blog. Lalu saya mengirimnya di WA grup khusus para orang tua. Saya tidak berpikir apa mereka suka atau tidak dengan tulisan saya tentang kelucuan anak mereka. Akan tetapi ternyata tetangga saya merasa senang dan tertarik dengan tulisan saya. Padahal hal itu saya lakukan tanpa disengaja.
10% Keberhasilan menulis baru mengenai seberapa kita konsisten dalam menulis.
Hal itu pun sudah saya alami, pada saat saya mengikuti pelatihan gelombang 16. Saya mengikutinya dipertengahan jalan. Saya mengikuti pelatihan menulis dengan 20 narasumber. seharusnya saya sudah punya buku solo pada bulan Desember karena resume sudah 20.
Akan tetapi karena saya tidak konsisten dalam menulis. Maka tulisan saya belum banyak dan belum bisa dibuat kedalam buku solo. Maka saya pun mengikuti pelatihan menulis kembali di gelombang 17. Agar tulisan resume saya banyak, kemudian saya bisa membuat buku solo. saya belum bisa konsisten dalam menulis, karena beberapa kesibukan. Selain itu saya belum bisa membagi waktu antara menulis dan membaca novel.
2. Menulislah dengan hati, mengeditlah dengan pikiran.
Apa yang diungkapkan oleh Pak Agus sangat mengena dengan apa yang saya alami. Menulis dengan hati memang dirasa lebih mudah dari pada kita harus mencari yang tidak pasti. Terutama dengan apa yang kita alami dan rasakan sendiri. Jauh lebih mudah menuliskannya. Selain itu menurut beliau lakukan lah editing dengan pikiran. Agar pada saat melakukan pengeditan tidak mengalami kesulitan.
3. Hambatan menulis terjadi saat kita menghakimi diri sendiri saat mulai menulis.
Hambatan menulis bisa terjadi saat kita menghakimi diri sendiri mulai menulis. Saya pernah menulis, saat saya baca tulisan orang lain bagus. saya langsung menghakimi tulisan saya yang tidak sebagus tulisan orang lain. Dari sana saya merasa malas untuk menulis. Padahal seharusnya itu menjadi motipasi untuk memperbaiki tulisan kita tentunya.
Dari pengalaman itu, akhirnya saya sedikit-demi sedikit mulai belajar. Kemudian membaca tulisan orang lain yang nantinya bisa digunakan untuk pembanding tulisan saya. Kita jadi tau dimana letak kekurangan tulisan kita. Sehingga kita tidak mengalami hambatan dalam menulis.
4. Mengedit sebuah tulisan adalah upaya pembersihan dan akan membuat frustasi.
Pada saat kita menulis, dan agar hasil tulisan kita bagus dan mendekati sempurna. Hal yang paling penting yang harus kita lakukan tentu mengedit tulisan tersebut yang kadang membuat kita frustasi. Kenapa proses mengedit dapat membuat kita frustasi. Berdasarkan pengalaman saya yang sudah membuat beberapa tulisan. Saya kadang merasa pusing dan frustasi mengedit tulisan saya sendiri.
Karena menurut Pak Agus, proses pengeditan merupakan hal yang membosankan makanya membuat kita frustasi. Walaupun hal itu menjadi terapeutik atau hal yang baik untuk tulisan kita. Karena hal itu kita membuang hal yang tidak perlu, dan mengutamakan hal yang intinya saja.
5. Tiga prinsip dalam menulis.
a. Sederhanakan pesan kita.
b. Buatlah tulisan kita menyenangkan, menakutkan, menegangkan, atau mendidik.
c. Buatlah tulisan kita menarik, sehingga membuat orang lain tergila-gila untuk tidak membacanya.
6. Menulis dengan baik berarti berpikir dengan baik.
Menurut Pak Agus, jika seseorang dapat menulis dengan baik. Maka ia akan dapat mengunakan pikirannya juga dengan baik. Karena saat pikiran kita baik, segala sesuatu yang kita lakukan pun pasti baik. Menulis merupakan langkah awal, disamping itu menulis ulang pun juga penting. Karena dengan menulis ulang, kita sama saja dengan memikirkan ulang ide tulisan kita (David Perell).
7. Tulisan awal Anda akan seperti air kotor, tetapi semakin Anda banyak menulis, semakin bersih.
Pernyataan itu jika saya simpulkan, saat kita pertama kali menulis. Tulisan kita masih biasa belum bagus dan masih banyak kesalahan. Akan tetapi, saat kita terbiasa menulis sampai banyak. Maka tulisan kita jadi bagus dan menarik.
8. Pisahlan antara mencari ide dan menulis.
Dari pemaparan Pak Agus tersebut, bahwa kita harus mencari ide untuk dibuatkan kedalam sebuah daftar. Setelah daftar selesai kita buat, kita kembangkan kedalam tulisan yang utuh dan lengkap.
9. Kegiatan mengedit tulisan sama pentingnya dengan menulis itu sendiri.
Saat kita menulis, jangan pernah kita mengedit terlebih dahulu. Karena saat kita menulis kemudian mengedit. Hal itu akan membuat kita kehilangan ide dan menggunakan waktu yang lama. Maka agar tulisan kita cepat selesai kita terus menulis. Saat tulisan kita selesai, maka kita baru melakukan pengeditan. Karena pengeditan sangat penting untuk kualitas hasil tulisan kita. Semakin kita sering mengeditnya, maka semakin bagus tulisan kita.
10. Membuat sebuah judul tulisan adalah sebuah seni tersendiri.
Pada saat kita menulis, hal yang jangan pernah kita lupakan dan sangat penting adalah membuat judul tulisan. Membuat judul harus memiliki seni tersendiri. Sehingga judul yang ditulis selain menarik juga sesuai dengan tema tulisan.
11. Konsistenlah dalam menulis, anda akan menemukan diri anda sebagai penulis saat anda konsisten.
Apa yang dipaparkan Pak Agus memang benar. Saat kita konsisten menulis, pasti kita menjadi penulis. Seperti pengalaman saya, karena saya kurang konsisten dalam menulis resume. Akhirny saya belum bisa membuat buku solo hasil dari pelatihan menulis ini. Saya lebih banyak baca novel dibandingkan menulis. Tapi alhamdulilah saya sudah membuat buku antlogi bersama guru-uru hebat sebanyak 4 buah buku. Kemudian 4 antologi lagi sedang proses cetak.
12. Jangan pernah berpikir untuk punya ide anda sendiri.
Memang apa yang dipaparkan Pak Agus benar sekali. Saat kita akan menulis dan mencari ide sendiri. Hal itu lama sekali munculnya. Walaupun pada dasarnya kita selama hidup banyak mengalami berbagai kejadian. Tapi untuk memunculkan ide sendiri sangat sulit. Maka, kita dapat melakukan ATM atau amati tiru dan modifikasi tulisan orang lain. Hal itu biasanya dirasa lebih mudah. Seperti membuat resume dari kegiatan menulis ini. Tetapi tentu saja kita harus menambahkan dengan ide kita. Sehingga akan memunculkan ciri khas tulisan kita.
13. Bagaimana menjadi sosok yang berbeda di internet?
Sebagai penulis tentunya kita harus memiliki ciri khas atau brand sendiri. Hal ini dilakukan agar kita berbeda tentunya dengan orang lain. Sehingga kita mudah dikenal oleh orang lain. Sukur-sukur kita bisa mengajarkan pada orang lain.
Dari kegiatan menulis ini kemudian Pak Agus menyimpulkan kegiatan ini. Bahwa menulis berarti mengasah pikiran. Mengasah artinya menyingkirkan hal yang membuat tulisan kita kurang tajam. Caranya dengan menempatkan proses mencari ide sama pentingnya dengan proses menulis itu sendiri. Hal lain yaitu kegiatan mengedit tulisan, berartikita sedang memastikan bahwa pikiran kita sudah tajam untuk disampaikan pada pembaca
Luar biasa. Semoga keinginan untuk membuat buku solo segwra terwujud... Kayaknya perlu mengurangi jatah baca novelnya he he he
BalasHapusIya betul Pak Bajuri. Terimakasi.🤭🤭
Hapus