Mengenal Penerbit Mayor dan Minor Lewat Tulisan
Malam ini tak terasa sudah pertemuan ke-17 kegiatan menulis di gelombang 17. Atas kepercayaan Om Jay pada Pak Cipto. Maka, malam ini pelatihan menulis beliau yang menjadi moderatornya. Saya merasa semangat untuk mengikuti pemaparan malam ini. Yang akan di paparkan oleh Pak Edi S Mulyana sebagai Manajer Operasional Penerbit Andi Offset. Tema materi malam ini yang akan beliau paparkan tentang "Bagaimana Menembus Tulisan di Penerbit Mayor".
Undang-undang no 3 tahun 2017, yang menjelaskan sistem perbukuan di Indonesia. Hal ini berhubungan dengan penerbitan buku itu sendiri. Hal yang dilakukan penerbit buku adalah sebuah proses. Dimana proses itu sendiri di mulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan buku.
Naskah yang sudah selesai ditulis oleh penulis. Maka, naskah atau bahasa gambar, akan dikirim ke penerbit buku. Tulisan yang sudah berbentuk buku, biasanya diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara berkala. Yang berbentuk draf karya tulis atau gambar yang memuat bagian awal, isi, dan bagian akhir buku.
Menurut Pak Edi, perkembangan dunia penerbitan di bawah naungan IKAPI. Sehingga secara alami penerbit memproduksi bukunya dengan mandiri. Yang dipantau langsung oleh Perpustakaan Nasional yang kemudian sekaligus mengeluarkan nomor ISBN buku. Buku yang diterbitkan dengan judul yang bermacam-macam, dan genre yang berbeda juga. Sehingga terdapat pengelompokan output pada produksi buku.
Ternyata setelah saya mendapatkan pemaparan dari Pak Edi. Saya mengetahui bahw Perpusnas memberikan kode ISBN pada buku. Hal itu dilakukan untuk menggolongkan penerbit jumlah produksi buku tertentu. Penerbit mayor mempunyai rentang produksi 3-4 digit. Hal itu karena produksi dan penjualan mencapai jumlah tertentu. Dari situlah masyarakat mengenal dengan istilah penerbit mayor dan minor dilihat dari jumlah terbit dan besaran pemasarannya.
Saat jumlah terbit dan besaran pemasaran. Masyarakat mengenal istilah penerbit mayor dan monir. Dengan jumlah produksi yang besar. Penerbit dapat mendistribusikan buku di toko buku dan outlet penjualan secara nasional. Sehingga menambah penyebutan penerbit skala nasional. Yang akhirnya diadopsi pada peraturan dalam hal pengukuran indeks.
Hal itu digunakan oleh penulis yang tergabung dalam beberapa profesi pendidik yang mengharuskan luaran atau outcomes berupa hasil tulisan. Dimana terdapat peraturan Permeneg PAN angka kredit penulisan buku menjadi unsur penting dalam kenaikan pangkat. Pada tahun 2019, keluar peraturan pemerintah PP 75 mengatur UU perbukuan no 3 tahun 2017.
Peraturan itu membagi jenis-jenis buku yang dapat ditulis oleh para penulis. Dengan dasar itu, penerbit di bawah naungan IKAPI akhirnya dapat menentukan segmentasi buku. Yang sesuai dengan visi dan misi mereka, dan mendapat keuntungan dari menjual buku hasil tulisan dari penulis.
Dalam penulisan buku, kita dapat menentukan tema apa yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian kita. Kemudian kita dapat melihat contoh buku yang sudah terbit di penerbit. Yang nantinya akan menjadi tujuan kita dalam mengirim naskah. Kita juga dapat mencocokan genre yang menjadi andalan penerbit.
Buku yang dapat kita tulis genrenya bisa berupa buku pelajaran yang memiliki nilai angka kredit tinggi. Terutama yang dapat lolos di Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Juga buku umum karya Fiksi atau nonfiksi. Buku teks pelajaran mempunyai effort yang cukup berat baik dari sisi penulis maupun penerbit. Sedangkan buku yang mudah masuk berupa buku pengayaan, dan modul pelajaran.
Agar buku kita diterima oleh penerbit, kita dapat menyesuaikan naskah kita sesuai visi dan misi penerbit. Kita harus menulis proposal pengajuan naskah terlebih dahulu untuk mengajukan naskah ke penerbit. Proposal berisi judul, sub judul, sinopsis, Outline, sampel BAB minimal 2 bab, dan CV penulis.
Menurut Pak Edi, saat kita mengajukan naskah. Kita harus memberitahukan sasaran pasar, pesaing buku lain. Berikan data market sasaran, positioning materi pesaing, keunggulan buku dibanding pesaing. Hal itu dilakukan agar penerbit mudah dalam review naskah.
Dalam penerbitan buku, ternyata tidak semua naskah dapat diterbitkan oleh penerbit. Hal itu ternyata terbatasnya modal. strategi pemasaran, serta visi misi mereka. Selain itu pandemi virus corona juga menjadi salah satu alasan yang mempengaruhinya. Karena, outlet toko sedang terkena PSBB. Maka, proses penjualan dan distribusi buku menjadi terkendala.
Penerbit Andi dalam menerbitkan buku sekitar 20-30 persen saja. Sedangkan naskah yang masuk bisa mencapai 200-an perbulannya. Semua naskah yang masuk itu harus melalui proses review yang cermat. Agar produk yang diterbitkan dapat diserap pasar dengan baik.
Saat ini model pemasaran buku telah bergeser. Hal itu akibat dari pandemi yang melanda negeri kita ini. Sehingga para penulis harus siap mengikutinya. Seperti promosi kekinian lewat webinar, bincang daring, workshop online, podcast hingga channel youtube. Selain itu, produksi buku juga ternyata kena imbasnya juga. Yaitu, memproduksi dengan menggunakan ranah digital, kerja sama dengan Google Play, dan E-Book.
Kita harus mengikuti semua itu, karena mau tidak mau kita harus menyambut perubahan teknologi ke arah digitalisasi buku. Luar biasa pemaparan yang disampaikan oleh Pak Edi. Alhamdulilah saya merasa semakin memahami tentang sepak terjangnya penerbit dalam menerbitkan dan memasarkan buku.
Saya selalu berdoa semoga pandemi ini akan segera berlalu. Karena bukan hanya berimbas pada penerbitan dan pemasaran buku saja. Kita pun merasa bingung dengan keadaan ini. Saat membayangkan kelas dan peserta didik yang setiap hari, setiap saat belajar di kelas. Kini seperti jauh, dan entah sampai kapan ujian ini berakhir.
Ilmu pengetahuan lewat buku sangat di rindukan oleh peserta didik dan kita. Karena dengan buku-buku itu kita dapat menyalurkan ilmu yang bermanfaat. Peserta didik dengan berliterasi jadi pintar dan memiliki wawasan yang luas. Semoga lusa, kita segera dapat mengembangkan sayap lewat buku dan literasi menuju masa depan yang gemilang, aamiin.
Selalu luar biasa dan keren resumenya. Semoga tetap semangat berbagi dan menginspirasi. Good job.
BalasHapusTerimakasi Pak Nana. Rajin sekali mampir di blok teman-teman. Mantep lah buat Pak Nana.
Hapus