Langsung ke konten utama

Strategi Perkembangan Pemasaran Buku Lewat Online dan Offline


Strategi Perkembangan Pemasaran Buku Lewat Online dan Offline
      Seperti biasa saat memulai pelatihan menulis, Om Jay menyapa guru-guru hebat bloger dengan ramah dan semangat. Malam ini pertemuan ke-16 kegiatan menulis di gelombang 17. Sebetulnya di gelombang 16 saya sudah mengikuti pelatihan menulis dengan Pak Agustinus Subardana. Tapi sayangnya saya melewatkan menulis resume pemaparan Pak Agustinus. 

     Kesempatan berharga itu saya lewatkan dengan begitu saja. Pernah ada penyesalan yang saya rasakan. Akan tetapi ketika ada pembukaan gelombang menulis 17 saya merasa senang dan wajib mengikutinya. Meskipun saya tidak begitu aktif menulis, tetapi saya selalu mengikuti tiap pemaparan narasumber. Ada dari sebagian yang sudah saya tulis kedalam resume ada juga yang belum.

     Selanjutnya sahabat saya Bu Aam Nurhasanah, S. Pd melanjutkan memandu pembelajaran menulis malam ini. Saya seperti mendapat air di gurun yang tandus. Beberapa hari ini saya tidak menulis, karena ada beberapa hal yang tidak bisa saya tinggalkan. Yang sama pentingnya dengan menulis sebetulnya.

     Kemudian Pak Agus membuka pelatihan ini, setelah sebelumnya Bu Aam yang mempersilahkannya. Pada malam ini tema yang diangkat Pak Agus adalah "Strategi Pemasaran Buku Di saat Pandemi". Saya jadi ingat buku antologi saya, yang akan saya pasarkan ke peserta didik. Karena pelajaran pada semester dua tentang "Menelaah unsur buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca". Antologi buku yang saya dan guru-guru hebat ada yang berupa fiksi dan nonfiksi. Saya, Bu Aam, Pak Made Jimat, Pak Agus Yuswantoro, Pak D Susanto, bersama Bu Sri Sugiastuti, M. Pd. Membuat beberapa buku antologi fiksi dan nonfiksi.

     Pandemi corona yang mewabah dengan cepat di Indonesia. Membuat berbagai kalangan industri mengalami penurunan yang sangat tinggi. Akan tetapi menurut Pak Agustinus, industri penerbitan buku mengalami kenaikan yang bertumbuh. Hal itu diperkuat dengan laporan Nielsen Book Scan ICM. Bahwa penjualan buku di global sampai akhir pekan bulan Juli  2020 (YTD) mengalami penaikan yang signifikan.

     Buku yang penjualannya sangat signifikan adalah buku yang bergenre "Food & Drink" yang mencapai 33% atau 2,8 juta Euro. Genre fiksi mencapai 9% atau 7.1 juta Euro. Sedangkan di Indonesia, para penerbit mengeluh. Karena dengan tutupnya toko buku, sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/ perpustakaan. Membuat dampak yang cukup besar, karena badai pandemi corona ini.

    Menurut Bu Rosidayati Rozalina ketua umum  IKAPI, terdapat 58,2% penjual buku mengeluh karena mengalami penurunan sebesar 50%. Hal itu berimbas pada merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH). Selain itu, 60,2% penerbit juga menyatakan mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan. Hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan satu tahun. Sungguh sangat miris saya mengetahui hal itu. Semoga mereka tidak mengalami gulung tikar. Bagaimanapun penerbit turut andil dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa kita.

     Dalam pasang surutnya penerbit di Tanah Air ini, ternyata penerbit ANDI tidak terpengaruh oleh pandemi. Menurut pemaparan Pak Agus, penerbit  Andi Offset masih bertahan dan berkembang. Bahkan pada tahun 2021 ini. Mereka berencana akan membuka cabang representative (Stokis) sebanyak 120 titik di kota dan kabupaten di Indonesia.

     Tanpa sengaja saya mengetahui ternyata penerbit Andi Offset bekerja sama dengan La Tansa tempat saya tinggal. Saya mengetahuinya dari Pak Agus, yang meminta alamat saya untuk pengiriman buku hadiah dari hasil doorprice dalam pelatihan menulis oleh Om Jay. Terimakasih Om Jay bukunya sudah samapi hari ini. semoga bukunya bermanfaat untuk saya. Kemudian Allah membalas kebaikan Om Jay. semoga penerbit Andi Offset tetap jaya dan berkembang, aamiin.

     Perkembangan penerbitan buku di masa pandemi ini, menurut Pak Agus melalui kanal online. Dalam meningkatkan penjualan buku yang maksimal, dibutuhkan strategi pemasaran yang bagus. Dimana strategi ini dipengaruhi oleh beberapa aspek yang unik. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya jenis buku yang memiliki  beberapa kategori. Seperti penerbit Andi Offset yang memiliki 32 kategori produk buku. Seperti buku Anak, buku Bisnis, buku Pengembangan, buku Pertanian, buku Fiksi-Novel, buku Teks, dan lain-lain.

     Kebetulan untuk yang novel saya sudah baca karyanya Pak Lea Willsen " Cinta Satu Benua", dan penerbitnya Andi Offset. Novelnya sangat bagus, saya sangat menyukainya. Itupun saya tidak sengaja mengetahuinya bahwa novel itu punya penerbit Andi Offset. 

     Dalam pemasaran buku ternyata dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor mikro  merupakan faktor perantara, pemasok, pesaing, dan masyarakat.

2. Faktor makro merupakan faktor demografi, ekonomi, politik, hukum, teknologi, fisik, dan sosial budaya.

     Penerbit Andi menurut Pak Agustinus, sudah mencapai 40 tahun yang sudah menerbitkan buku sebanyak 15000.  Strategi pemasaran buku dilakukan melalui serangan udara yang lebih dikenal online. Juga strategi melalui darat yaitu offline. Kedua strategi itu menurut beliau berdasarkan pada faktor mikro dan makro. Strategi melalui online dirasa lebih mudah menurut Pak Agus. Hal tersebut karena masyarakat yang sekarang hanya bisa berinteraksi melalui media online.

     Pengaruh Virus Corona sangat mempengaruhi mengubah dunia. Yang membuat manusia minim berkomunikasi secara langsung. Sehingga pemasaran buku menggunakan digital marketing, karena biaya lebih terjangkau. Daya jangkau luas, mudah menentukan target pasar buku sesuai kategori, lebih cepat populer, dan mudah dievaluasi. Serta cepat dikembangkan.

     Strategi penjualan melalui online harus proaktif dalam promosi, karena:

1. Agar dapat menyebarkan informasi, mendapatkan konsumen baru. Juga mempertahankan konsumen yang sudah ada.

2. Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar yang sedang lesu . Menaikan penjualan dengan sistem online. Mengembangkan keunggulan prodak.

     Sedangkan strategi pemasaran buku melalui komunitas lebih aktif dan efisien. melalui kegiatian-kegiatan webinar, melalui cenal youtube, TvAndi. Selain itu pemasaran juga dilakukan melalui jalur offline atau darat. Dengan memetakan wilayah membuka cabang kota besar atau kabupaten potensial di Indonesia. Juga melalui jaringan toko buku gramedia yang terdapat 127 gramedia. Gunung Agung, Toga Mas. Yang memiliki tiga kriteria, yaitu modern, semi modern, dan tradisional.

     Strategi di toko buku harus dapat memenangkan displey, hal itu dikarenakan orang-orang yang jarang datang ke toko buku. Untuk promosi di toko buku biasanya menggunakan bener, akrelik. informasi promo buku yang sedang in. contoh promo soal-soal untuk  CPNS, TNI, Polri. Program buku AKM yang sedang in. Selain itu, pemasaran buku melalui sistem Directselling. Dimana pemasaran dibagi kedalam beberapa target, yaitu:  

1. Buku pendidikan  untuk buku pelajaran dan buku pendamping jenjang TK, SD, SMP, SMa, SMK.

2. Buku teks perguruan tinggi untuk semua mata kuliah.

3. Buku referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, perguruan tinggi dan umum.

     Itulah pemaparan yang luar biasa dari Pak Agustianus. Saya memang sudah membuktikan penjelasan beliau. Bahwa pemasaran buku di tengan badai pandemi virus Corona ini sangat tepat dengan cara online. Karena kita tidak bisa pergi ke toko buku. Maka cara aman untuk membeli buku dengan cara online. Kita tidak perlu repot-repot ke toko buku. 


     

Komentar

  1. Resume denagn tambahan kalimat sendiri.

    BalasHapus
  2. wow, tulisan yang lengkap dan enak dibaca bu
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasi Pak Miftahul. Saya masi banyak belajar Pak🤭

      Hapus
  3. Bagus pak... Seperti alur cerita yang nengalir ... Enak dibaca...good job

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya Ibu Kang Agus🤭🤭🤭 terimakasi sudah mampir

      Hapus
  4. Luar biasa resumenya bu...lengkap...dan ditambah dengan kata2 sendiri...

    BalasHapus
  5. Mantap bin keren tulisan. Enak dibacanya dan menginspirasi. Selamat berkarya dan tetap semangat. Good job.

    BalasHapus
  6. Masyaallah... mantap dan keren selalu Bu. Semangat dan karya yang luar biasa. Sangat menginspirasi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Dua Zaman

 # Pentigraf # Senin Menulis Cinta Dua Zaman      Matahari mengintip di balik celah jendela kamarku. Saat tiba-tiba bunyi telpon nyaring di meja kecil sudut kamar. Segera aku raih Handphone itu, timbul penasaran siapa yang menelpon. Ternyata Ayahku yang menelpon. Apa gerangan yang membuat Ayah menelpon sepagi ini. Sepertinya ada hal yang sangat penting. Ternyata Ayah menyuruhku pulang minggu depan. Aku katakan tidak bisa, karena minggu depan siswaku ujian lisan. Aku tinggal di perumahan salah Satu Pesantren Modern. Tapi Ayah tidak menerima alasan apapun. Terpaksa aku harus meminta izin pada pemilik Pesantren, agar bisa pulang  ke Sukabumi.      Bulan sabit menerangi malam remang-remang saat aku memasuki rumah dengan letih. Ayah dan Ibu nampak tersenyum senang menyambut kedatanganku. Tapi ada yang membuat aku bingung, kenapa saudara Ayah dan Ibu ada di rumah. " Nak, syukurlah kamu sudah datang. Pasti kamu lapar, lebih baik kamu makan dulu dan bersi...

Keunikan Kolecer

# Minggu menulis # Tema 'K'   Keunikan Kolecer       Saat ini   di Cipanas Lebak cuaca sedang tidak stabil. Kadang hujan lalu besoknya panas. Sedangkan angin bertiup sangat kencang. Seperti tadi malam, hujan dan angin sangat kencang. Halilintar juga sangat keras menggelegar.  Saat membuka gorden, saya melihat jemuran baju mau roboh. Saya tidak berani ke luar rumah hanya memperhatikannya saja, lewat jendela kaca. Tiba-tiba suara kolecer (baling bambu) sangat kencang, karena tertiup angin yang kencang. Semakin angin kencang, kolecer berputar dan mengeluarkan suara  yang merdu.  Suara kolecer yang merdu bisa menakuti hewan pengganggu seperti burung. Petani biasanya menempatkan kolecer di sawah bersama bebegig (orang-orangan sawah). Untuk melindungi padi dari hewan pengganggu seperti burung. Tapi masyarakat di sini menempatkan kolecer di atas pohon besar yang tinggi. Bahkan mereka sengaja menempatkan bambu yang besar dan panjang untuk menempatkan...

Mengejar Mimpi Jadi Juara

                    Mengejar Mimpi Jadi Juara      Rasanya tak ada yang tak mungkin untuk kita mengejar mimpi. Walau itu sulit sekali pun, tentu kita bisa berusaha. Untuk mencapainya dengan kerja keras, dan usaha yang maksimal.      Seperti yang  saya lakukan dan beberapa orang guru. Membimbing Retno murid saya untuk mengikuti "Lomba Bercerita Bahasa Indonesia" tingkat SLTP se-Kabupaten Lebak.      Hal itu bukan beban yang harus ditanggung. Tapi kewajiban yang harus dijalankan untuk keberhasilan sekolah kami tentunya. Saat Kepala Sekolah saya, Drs. Haryanto, M, M. Pd. Memberitahukan ada lombà itu. Saya merasa senang juga kawatir.     Saya hanya berusaha membimbing Retno dengan baik dibantu oleh ka Aip. Kemudian alhamdulilah dibantu juga ka Tendi dan Bu Endah. Jika saya melihat kepala sekolah yang sangat semangat.     Timbul juga semangat saya untuk membimbing dengan gi...