Langsung ke konten utama

Menghilangkan Suntuk Dengan Baca Novel

 # April Menulis

# Tema 'N'




Menghilangkan Suntuk Dengan Baca Novel

Foto koleksi pribadi

Setiap hari kita selalu disibukan dengan berbagai aktivitas yang beragam. Sesuai dengan disiplin ilmu yang kita miliki. Ada presiden, pejabat, guru, dokter, polisi, TNI, pengusaha, dan lain-lain.

Aktivitas yang dilakukan tentu menguras tenaga dan pikiran. Sehingga tak jarang membuat kita kelelahan bahkan sampai sakit. Agar tubuh kita tetap sehat dalam melakukan berbagai aktivitas. Kita harus menjaga agar tubuh kita tetap sehat dan fit.

Kadang bukan hanya pekerjaan saja yang membuat tubuh kita lelah. Pikiranpun bisa menjadi pemicu tubuh kita lelah dan sakit. Maka kita harus merilekskan pikiran kita agar mood jadi baik dan tidak suntuk. 

Beberapa cara yang biasa saya lakukan untuk merilekskan pikiran saya yang sedang suntuk atau ruwet. Yaitu:

1. Menulis berupa puisi, cerpen, dan artikel di blog dan membaca blog orang lain. Terutama menulis di lagerunal yang selalu membuat tulisan dengan tema yang menarik.

2. Bermain voly pada sore hari.

3. Membaca novel, baik novel berupa buku maupun berupa aplikasi di handphone saya.

4. Jalan-jalan ke tempat yang dekat dengan tempat tinggal. Menghirup udara pegunungan.

Dari keempat hal yang biasa saya lakukan sebagai represing untuk menghilangkan suntuk dan keruwetan. Yang paling sering saya lakukan adalah menulis di lagerunal dan membaca novel. Membaca novel sudah menjadi candu untuk saya. Karena, membaca novel sudah saya lakukan sejak kelas 1 SMA.

Hal apa yang membuat saya sangat menyukai membaca novel. Karena novel isinya selalu membuat kita penasaran dengan jalan ceritanya yang menarik. Tak sedikit diselipkan pula hal yang romantis. Sehingga membaca novel seperti itu membuat saya senang, dan mood saya kembali baik.

Kadang membaca novel juga menambah ide baru untuk saya dalam meulis cerpen. Banyak yang berpendapat malas membaca novel. Karena, membaca novel yang tebal membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Tapi bagi saya, itu bukanlah alasan. Karena saya selalu menyempatkan waktu untuk membaca novel. Apalagi zaman sekarang kita tidak usah repot harus ke toko buku. Cukup pesan lewat online. Bahkan kita bisa langsung baca lewat aplikasi. Karena aplikasi novel di handphone sangat banyak.

Yang penting novel yang dibaca isinya bagus,  tidak mengandung hal yang negatif. Dan, sarat dengan nilai budaya dan norma.

Karena saya sudah bergabung dengan Bu Kanjeng dalam penulisan beberapa antologi buku. Baik berupa puisi, cerpen, dan pengalaman menulis.  Saya memiliki novel karya beliau. Novel itu isinya sangat bagus, menceritakan seorang perempuan yang lika-liku kehidupannya tidak mudah.



Novel yang berjudul 'Perempuan Yang Terbungkus' karya Bu Kanjeng yaitu Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd. Novel itu menceritakan seorang perempuan yang sabar dan tangguh. Menghadapi kerasnya hidup yang sulit sekalipun tetap bisa bertahan. Banyak nilai kehidupan yang dapat dipetik dalam novel tersebut. 


Komentar

  1. Saya punya novel itu
    Saya dapat dari roda berputar Lagerunal.
    Namun saya belum sempat meresumekannya.
    Gara-gara membaca tulisan ini, saya jadi merasa diingatkan tentang novel tersebut.
    Terimakasih Bu

    BalasHapus
  2. Sama. Ambu juga suka baca novel. Atau bacaan ringan lain ketika suntuk.

    BalasHapus
  3. Saya juga suka baca novel biasanya suka lupa waktu kalau sudah membacanya. Meski tebal bisa langsung selesai.

    BalasHapus
  4. kepingin lagi baca novel, dulu sering baca novel, sekarang sudah ga lagi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1                                                   foto kegiatan RUKOL Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN 1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin. 2.         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nil

Pentigraf " Pilihan Cinta Namima"

  Pentigraf Tema: Aku Kamu Dia Pilihan Cinta Namima       Aku   biasa disapa Nami, oleh teman-teman di sekolah. Aku yang tinggi kecil, mata belok, hidung mancung, rambut panjang hitam, dan kulit kuning langsat. Membuat teman laki-laki selalu bersiul genit ke arahku. Aku yang duduk di kelas 1 SMA, tak pernah meghiraukan mereka. Karena, Ayah selalu berpesan agar aku belajar sungguh-sungguh. Tidak boleh pacaran terlebih dahulu. Mungkin Ayahku terlihat kolot, tapi semua pesannya selalu diikuti olehku. Seperti yang selalu beliau ucapkan, bahwa pacaran akan memecah konsentrasi belajarku. Walaupun, ada juga yang mengatakan jika memiliki pacar bisa menjadi motivasi dalam belajar. Tapi,  aku lebih mematuhi perkataan Ayahku. Setiap temanku menyatakan cinta, aku akan menolaknya dengan halus.      Seperti rabu kemarin, saat dua teman sekolahku beda kelas Riyo dan Arif menyatakan cintanya. Mereka menghadang di depan kelas saat aku mau masuk. Sontak membuat aku kaget dan bingung. Tiba-tiba Riyo meny

Ikhtifal Yang Buat Deg-degan

 # Minggu Menulis # Tema 'D' Ikhtifal Yang Buat Deg-degan Tak banyak kata yang dapat diungkapkan selain rasa syukur yang luar biasa. Atas anugrah yang Allah berikan pada putra saya Tunjung yang usianya 10 tahun. Hari ini dia mengikuti ikhtifalan di TPA La Tansa. Setelah minggu kemarin mengikuti ujian lisan yang diikuti selama 3 hari. Acara ihtifalan atau biasa disebut pidato tentang keagamaan. Selain itu juga acara pelepasan dan perpisahan untuk siswa kelas 6 (Ali). Kegiatan ini rutin diadakan tiap selesai mengikuti ujian pada semester akhir genap. Yang dipandu oleh para wali kelas tiap tingkat yang biasa disafa Ustadzah oleh para siswa. Kegiatan yang dilaksanakan ikhtifal, marawis, hadroh, dan tarian-tarian islami lainnya. Sungguh luar biasa meriahnya acara tersebut. Yang paling membanggakan untuk kami para orang tua. Tentunya peningkatan pendidikan yang islami  putra kami. Nilai karakter dan pembiasaan yang islami untuk bekal masa depan yang akan direalisasikan dalam kehidupa