#April Menulis
# Tema ' P '
Pembiasaan di Bulan Ramadan
Hari keempat puasa hampir saja tidak makan sahur. Tapi alhamdulilah saya bangun tepat pukul 03.30 menit WIB. Walau pun saya sedang tidak puasa dari hari kemarin, tapi saya tetap semangat menemani suami dan putra kami makan sahur.
Bagi saya hal yang menyenangkan, saat melihat suami dan putra kami makan dengan nikmat dan lahap. Dengan hidangan yang saya sediakan untuk mereka. Tentu hal itu juga yang membuat saya senang. Bukan senang dengan pujiannya, tetapi saya merasa senang karena Allah akan memberikan pahala dan surga untuk saya kelak.
Seperti yang sering suami saya katakan. Seorang istri akan mendapatkan surga bila memperlakukan suami dan anaknya dengan baik dan iklas. Karena surganya istri ada pada suaminya.
Selalu terngiang didalam pikiran saya kata-kata itu. Sehingga saya selalu berusaha melakukan apapun untuknya semampu saya. Walau kadang ada hal lain yang tidak bisa saya lakukan untuknya. Seperti membuatkannya kopi, dan menemani makan siangnya. Menurut beliau yang terpenting saya sudah menyediakan makanan di rumah.
Tetapi beliau tidak pernah mengeluh, marah atau bergerutu pada saya. Karena beliau sudah terbiasa melakukan apapun tanpa bantuan saya. Beliau memahami kesibukan saya di luar rumah. Alhamdulilah karena kami sama-sama pengajar, tentu membuat beliau sangat memahami pekerjaan saya. Hal itu adalah anugrah yang patut saya syukuri.
Tapi di bulan ramadan ini, sebisa mungkin saya berusaha melakukan yang terbaik. Seperti yang dikatakan putra saya " Mah, ko bulan puasa makanannya banyak dan enak-enak. Tidak seperti hari biasa makanan yang mamah buat tidak banyak walau pun enak".
Seperti itulah yang biasa putra saya katakan saat berbuka puasa dan saat makan sahur. Saya hanya menjelaskan padanya. Kalau hari biasa kegiatan masak saya pagi-pagi. Saya tidak punya banyak waktu untuk memasak, karena harus segera pergi ke sekolah untuk bekerja.
Hal itu karena saya melakukan semua pekerjaan tanpa pembantu. Pembantu saya datang hanya seminggu sekali untuk menyetrika baju saja. Dulu saat anak saya masih kecil beliau setiap hari bekerja. Tapi setelan putra saya TK, saya menyuruhnya datang hanya satu kali dalam seminggu.
Hal itu saya lakukan agar putra saya mandiri tidak tergantung pada pembantu saya. Alhamdulilah putra saya bisa melakukan apapun sendiri dari usia 5 tahun. Tapi tetap suami saya mengawasinya di rumah saat saya di sekolah.
Karena rumah kami adalah rumah dinas La Tansa. Jadi suami saya bisa mengawasinya sambil bekerja. Karena kelas tempat suami mengajar dekat dengan rumah. Apalagi kalau suami sedang ngajar di lab akutansi yang tepat di depan rumah.
Bulan ramadan, saya memiliki waktu banyak untuk memasak. Karena hal itu dilakukan pada sore hari. Setelah saya menyelesaikan pekerjaan di sekolah. Alhamdulilah makanan yang saya buat bisa lebih banyak.
Saya yakin setiap Ibu di bulan ramadan, melakukan hal yang sama dengan saya. Membuat makanan yang spesial di bulan ramadan ini. Yang biasanya membuat makanan sederhana setiap hari. Tapi dibulan ramadan akan berusaha membuat makanan yang spesial.
Karena di bulan ramadan kita bersemangat memasak makanan yang enak- enak. Bukan berarti kita mengikuti hawa nafsu karena efek puasa. Tetapi nemang di bulan ramadan kita harus menyediakan makanan yang istimewa agar puasanya semangat. Apalagi untuk anak kecil, pasti puasanya lebih semangat bila ibunya membuat makanan yang istimewa.
Karena di bulan ramadan kebiasaan makan kita juga berubah. Terutama makan pagi. Yang biasanya kita lakukan pada pukul 7 atau 8 pagi. Kita lakukan pukul 3 atau 3.30 pagi. Jangankan untuk makan mulut kita saja terasa pahit, dan mata masih ngantuk. Jika makanan yang tersedia enak, maka akan menggugah selera makan sahur kita.
Jika hidangan yang disediakan biasa saja seperti hari biasa. Tentu membuat malas untuk sahur, terutama anak kecil yang susah melakukan makan sahur. Tapi dengan melihat makanan yang istimewa alhasil membuat dia semangat makan sahur.
Itu lah pembiasaan yang saya lakukan saat bulan ramadan. Saya berusaha membuat makanan yang istimewa untuk suami dan putra kami. Hal itu sangat berefek, terutama putra saya. Dia selalu semangat berpuasa. Karena makanan yang saya buat menurutnya sangat enak dan istimewa.
Semoga di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini. Banyak berkah dan rizki melimpah untuk kita, aamiin. Selalu sehat dan semangat menjalankan puasa ramadan ini.
Aamiin. Sangat momen kalau sedang berkumpul dimeja makan ya. Saling memuji makanan ibunya. Indah sekali bu.
BalasHapusTerima kasih Mva Ai.🤭🤭
HapusAamiin, Sehat...sehat bunda...
BalasHapusAamiin, Bu Nunung.
HapusPembiasaan yang memotivasi puasa keluarga. Sip.
BalasHapusInsya Allah mudah-mudahanya Bu Suyati🤭
HapusmasyaAlloh, ibu yang hebat, pahala full berlipat ganda Bunda
BalasHapusAamiin. Terima kasih Bu Rahmawati
HapusSemoga puasanya lancar.
BalasHapusTerima kasih Bunda
Hapus
BalasHapusItulah tradisi indah bulan puasa. Bila bulan lainnya Ambu selalu beli makanan jadi di warteg, sepulang sekolah, karena badan dah lelah bila turun gunung. Sekarang karena cukup istirahat sepulang sekolah, jadi bisa masak untuk keluarga tercinta berbuka puasa.
Betul Ambu. Apalagi sekolahnya Ambu jauh sekali. Saat nyampe rumah yang ada lelah dan lemes. Bagaimana mau masak. Jadi beli lebih praktis
HapusKeren... Bunda Sriwati, trimks share pengalamannya. Betul sekali sebagai perempuan hrs ektra perhatian terhadap keluarga. Walaupun lagi M. Tetap menyiapkan makan sahur. Kalau, Emak di hp disetting alarem jam 02.00. Suami hp disetting jam 03.00 takut kesiangan .Semangat...
BalasHapusMantap Bunda Sriyamini. Semangat bunda🤭
HapusIde bagus ini, menghadirkan makanan yang enak dilihat ketika sahur. Tentunya harus enak juga dong. Tapi jangan lupakan gizi dan nutrisi, soalnya itu penting sekali. Ihiii...
BalasHapusBetul Pak Rizki. Terima kasih sarannya. Kalau enak sudah pasti bergizi🤭🤭🤭
HapusAamiin. Betul Bund, masak yang enak biar suami dan anak semangat dalam menjalankan puasa.
BalasHapusBetuk sekali Mr. Bj
HapusAamiin. Berkah Ramadan insyaallah akan tiba bagi orang-orang yang sungguh-sungguh dalam menjalankannya.
BalasHapusAamiin. Terima kasih Pak Sudomo
Hapus