Langsung ke konten utama

Zaman Online

 # April Menulis

# ' Z '



Zaman Online

Pernahkah kita berpikir hidup kita saat ini serba dimudahkan? Tentu jawabannya bermacam-macam. Karena pertanyaan masih berupa pertanyaan umum bukan?

Seperti apa kegiatan dalam hidup kita yang dimudahkan? Salah satu contoh, yaitu semua kebutuhan kita dilayani secara online. Dari mulai pemenuhan bahan pokok, alat transportasi, dan sekolah online.

Semua yang kita lakukan secara online memiliki efek positif dan negatif. Tergantung dari segi mana kita menilainya. Kita harus menyikapinya dengan baik dan bijaksana.

Orang tua zaman dulu selalu berkata, suatu saat nanti manusia akan mengalami zaman modern. Dimana segala sesuatunya serba mudah. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja tidak usah repot pergi ke pasar. 

Saya pernah mendengar almarhumah nenek berbicara dengan tetangga. Akan ada zaman, dimana airpun akan beli. Tanpa susah mengambilnya dari sumur dan harus dimasak. Para pedagang akan sampai di dapur. Tidak usah pergi ke pasar atau swalayan.

Semua yang diprediksi oleh para orang tua nyatanya kini sudah terjadi. Seperti air minum kita tidak usah repot mengambil dari sumur dan memasaknya. Kini ada Aqua yang bisa langsung kita minum. Selain itu kita tidak usah mencarinya di toko. Cukup WA yang punya toko, Aqua langsung diantar ke rumah.

Ibu-ibu mau membeli sayur tidak usah repot pergi ke pasar. Karena tukang sayur langsung datang ke rumah. Selain itu juga bisa pesan lewat WA jufa. Semua kebutuhan bisa dilakukan secara online. Sangat mudah dan cepat bukan?

Bahkan saat kita mau bepergian, bisa pesan lewat online. Hal itu kita lakukan dengan menggunakan aplikasi Go-Jek atau Go-Car.

Zaman ini disebut zaman online, kareba semua kebutuhan kita lakukan secara online. Apalagi sejak adanya virus corona, semua gerak kita sangat terbatas. Sehingga kebutuhan kita dapat dipenuhi dengan cara online.

Akan tetapi, ada juga yang mengeluhkan bahwa online merepotkan. Seperti yang dikatakan siswa saya. Mereka lebih nyaman belajar tatap muka tanpa online. Maklum di Cipanas Lebak, kadang sinyal menjadi kendala mereka belajar online.

Selain itu, dari segi ekonomi para orang tua yang menengah ke bawah. Sangat kerepotan untuk membeli kuota internet. Selain itu, siswa menggunakan HP untuk bermain gim. Bukan digunakan untuk belajar dengan baik.

Padahal belajar online sangat baik jika situasinya memungkinkan. Agar siswa melek teknologi, sehingga wawasan mereka bertambah banyak. Karena lewat online semua pemenuhan pembelajaran bisa mereka dapatkan.

Sebagai manusia biasa tentunya kita harus menjalani, dan mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Kita jalani hidup ini dengan ketentuan yang berlaku. Ikuti alur hidup kita dengan sabar dan tawakal. Agar kebahagiaan kita dapatkan, aamiin.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Dua Zaman

 # Pentigraf # Senin Menulis Cinta Dua Zaman      Matahari mengintip di balik celah jendela kamarku. Saat tiba-tiba bunyi telpon nyaring di meja kecil sudut kamar. Segera aku raih Handphone itu, timbul penasaran siapa yang menelpon. Ternyata Ayahku yang menelpon. Apa gerangan yang membuat Ayah menelpon sepagi ini. Sepertinya ada hal yang sangat penting. Ternyata Ayah menyuruhku pulang minggu depan. Aku katakan tidak bisa, karena minggu depan siswaku ujian lisan. Aku tinggal di perumahan salah Satu Pesantren Modern. Tapi Ayah tidak menerima alasan apapun. Terpaksa aku harus meminta izin pada pemilik Pesantren, agar bisa pulang  ke Sukabumi.      Bulan sabit menerangi malam remang-remang saat aku memasuki rumah dengan letih. Ayah dan Ibu nampak tersenyum senang menyambut kedatanganku. Tapi ada yang membuat aku bingung, kenapa saudara Ayah dan Ibu ada di rumah. " Nak, syukurlah kamu sudah datang. Pasti kamu lapar, lebih baik kamu makan dulu dan bersi...

Keunikan Kolecer

# Minggu menulis # Tema 'K'   Keunikan Kolecer       Saat ini   di Cipanas Lebak cuaca sedang tidak stabil. Kadang hujan lalu besoknya panas. Sedangkan angin bertiup sangat kencang. Seperti tadi malam, hujan dan angin sangat kencang. Halilintar juga sangat keras menggelegar.  Saat membuka gorden, saya melihat jemuran baju mau roboh. Saya tidak berani ke luar rumah hanya memperhatikannya saja, lewat jendela kaca. Tiba-tiba suara kolecer (baling bambu) sangat kencang, karena tertiup angin yang kencang. Semakin angin kencang, kolecer berputar dan mengeluarkan suara  yang merdu.  Suara kolecer yang merdu bisa menakuti hewan pengganggu seperti burung. Petani biasanya menempatkan kolecer di sawah bersama bebegig (orang-orangan sawah). Untuk melindungi padi dari hewan pengganggu seperti burung. Tapi masyarakat di sini menempatkan kolecer di atas pohon besar yang tinggi. Bahkan mereka sengaja menempatkan bambu yang besar dan panjang untuk menempatkan...

Mengejar Mimpi Jadi Juara

                    Mengejar Mimpi Jadi Juara      Rasanya tak ada yang tak mungkin untuk kita mengejar mimpi. Walau itu sulit sekali pun, tentu kita bisa berusaha. Untuk mencapainya dengan kerja keras, dan usaha yang maksimal.      Seperti yang  saya lakukan dan beberapa orang guru. Membimbing Retno murid saya untuk mengikuti "Lomba Bercerita Bahasa Indonesia" tingkat SLTP se-Kabupaten Lebak.      Hal itu bukan beban yang harus ditanggung. Tapi kewajiban yang harus dijalankan untuk keberhasilan sekolah kami tentunya. Saat Kepala Sekolah saya, Drs. Haryanto, M, M. Pd. Memberitahukan ada lombà itu. Saya merasa senang juga kawatir.     Saya hanya berusaha membimbing Retno dengan baik dibantu oleh ka Aip. Kemudian alhamdulilah dibantu juga ka Tendi dan Bu Endah. Jika saya melihat kepala sekolah yang sangat semangat.     Timbul juga semangat saya untuk membimbing dengan gi...