Langsung ke konten utama

Lapar Mata Penyebab Buar

Tema 'Buar'




 Lapar Mata Penyebab Buar

     Hampir setiap orang memiliki sifat buar.  Walaupun tingkat buar yang dimiliki tidak sama. Hal itu sesuai dengan kemampuan keuangan yang dimiliki oleh tiap orang.

     Banyak orang yang bahkan rela mengantri berhutang pada orang lain karena buar. Sebenarnya penyebab buar pada seseorang dikarenakan lapar mata yang dimiliki.

     Dalam hal ini lapar mata yang dimaksud bukan makna yang sebenarnya. Melainkan keinginan yang hanya dengan melihat saja hingģa terbawa.

     Karena lapar mata banyak orang menginginkan memiliki sesuatu yang mungkin tidak penting. Karena, apa yang diinginkan sudah dimiliki.

     Seperti barang kebutuhan rumah tangga yang sudah ada di rumah. Akan tetapi ketika melewati sebuah toko, dan melihat barang keluaran terbaru lalu ada keinginan untuk membelinya. 

     Selain itu, bagi seorang perempuan biasanya mudah sekali tergoda dengan barang-barang yang harganya sedang diskon. Apalagi barang tersebut merupakan bahan pokok kebutuhan rumah tangga.

     Seperti sabun, sampo, sabun pencuci piring, minyak sayur, dan lain-lain. Karena melihat banyak diskon, akhirnya barang yang tadinya tidak ingin dibeli jadi dibeli. Alhasil pengeluaran jadi bertambah, dan akhirnya jadilah buar.

    Pengalaman tersebut hampir dialami oleh setiap ibu rumah tangga. Seperti yang sering saya alami. Pergi ke minimarket untuk memberli beberapa kebutuhan. Tetapi, begitu sampai di minimarket melihat banyak diskon. Akhirnya saya membeli beberapa barang dengan pertimbangan lumayan selagi diskon. Akan tetapi, hal itu ternyata juga termasuk buar.

     Walaupun niatnya lumayan mumpung barang sedang diskon. Karena dalam hitungan matematika rumah tangga hal itu bisa untuk mengirit. Ternyata hal itu termasuk kedalam buar juga.

    Ada sebuah pengalaman yang luar biasa, saat saya mengalami musibah banjir. Saya belajar lebih bersyukur atas semua yang saya dan keluarga miliki. Saya menyadari, dulu saya selalu lapar mata saat ada sales yang nenawarkan barang kebutuhan rumah tangga di sekolah. 

     Biasanya saya langsung tertarik dan membelinya. Padahal barang tersebut jika sudah sampai di rumah akan menghiasi lemari pajangan. Barang tersebut jarang sekali dipakai untuk kebutuhan rumah tangga.

    Dari kejadian itu ada hikmah yang saya dapatkan. Sekarang saya belajar mengurangi buar dengan cara hanya membeli barang-barang yang memang sangat penting dan sering digunakan. Semoga kita selalu bersyukur dan berusaha hidup tidak buar, aamiin.

     



Komentar

  1. Mantuul Bu Sri. Semoga kita bisa belajar untuk tidak buar lagi yah😁

    BalasHapus
  2. Emak2 emang bakatnya begitu, hehe. Mencari barang diskon untuk menghindari buar.

    BalasHapus
  3. Mata ternyata bisa lapar juga yaaa,
    Jika itu terjadi, urusannya bisa terkena dompet.
    heheheehee

    BalasHapus
  4. Buar sudah biasa mendiami jiwa ibu ibu. Apa lagi liat barang murah, diskon, dan hadiah. Gampang banget mereka untuk membelinya.

    BalasHapus
  5. Ibu-ibu disarankan belanja di warung tetangga aja. biar gk melirik kemana-mana. Sejatinya kita tau tp sering khilaf hehehe

    BalasHapus
  6. Diskon... diskon... Godaan ibu-ibu saat belanja.

    BalasHapus
  7. Wah ini aku banget dech. Lapar mata menyebabkan buar. Harus belajar bijak menggunakan dan mengelola keuangan ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bu E Hasanah. Saya juga sekalu belajar tapi belum bisa seratus persen. Baru sedikit-sedikit heee

      Hapus
  8. Diskon selalu mengoda mata kita he...he...mulailah kurangi sifat buar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul Ba Ai. Seperti saya selalu saja tergoda diskon🤭

      Hapus
  9. . Lapar mata lapar mata memang bisa lebih berbahaya daripada lapar perut.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1_SRIWATI CGP ANGKATAN 9

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1                                                   foto kegiatan RUKOL Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan                                   Sebagai Pemimpin PERTANYAAN PEMANTIK dan JAWABAN 1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Triloka dan Pratap Triloka menekankan pendekatan holistik dan multidimensional dalam pendidikan. Hal ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemimpin, yang perlu memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek serta dampak keputusan pada berbagai dimensi organisasi atau masyarakat yang dipimpin. 2.         Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dapat memiliki dampak besar pada prinsip-prinsip yang mereka anut dalam pengambilan keputusan. Nil

Pentigraf " Pilihan Cinta Namima"

  Pentigraf Tema: Aku Kamu Dia Pilihan Cinta Namima       Aku   biasa disapa Nami, oleh teman-teman di sekolah. Aku yang tinggi kecil, mata belok, hidung mancung, rambut panjang hitam, dan kulit kuning langsat. Membuat teman laki-laki selalu bersiul genit ke arahku. Aku yang duduk di kelas 1 SMA, tak pernah meghiraukan mereka. Karena, Ayah selalu berpesan agar aku belajar sungguh-sungguh. Tidak boleh pacaran terlebih dahulu. Mungkin Ayahku terlihat kolot, tapi semua pesannya selalu diikuti olehku. Seperti yang selalu beliau ucapkan, bahwa pacaran akan memecah konsentrasi belajarku. Walaupun, ada juga yang mengatakan jika memiliki pacar bisa menjadi motivasi dalam belajar. Tapi,  aku lebih mematuhi perkataan Ayahku. Setiap temanku menyatakan cinta, aku akan menolaknya dengan halus.      Seperti rabu kemarin, saat dua teman sekolahku beda kelas Riyo dan Arif menyatakan cintanya. Mereka menghadang di depan kelas saat aku mau masuk. Sontak membuat aku kaget dan bingung. Tiba-tiba Riyo meny

Ikhtifal Yang Buat Deg-degan

 # Minggu Menulis # Tema 'D' Ikhtifal Yang Buat Deg-degan Tak banyak kata yang dapat diungkapkan selain rasa syukur yang luar biasa. Atas anugrah yang Allah berikan pada putra saya Tunjung yang usianya 10 tahun. Hari ini dia mengikuti ikhtifalan di TPA La Tansa. Setelah minggu kemarin mengikuti ujian lisan yang diikuti selama 3 hari. Acara ihtifalan atau biasa disebut pidato tentang keagamaan. Selain itu juga acara pelepasan dan perpisahan untuk siswa kelas 6 (Ali). Kegiatan ini rutin diadakan tiap selesai mengikuti ujian pada semester akhir genap. Yang dipandu oleh para wali kelas tiap tingkat yang biasa disafa Ustadzah oleh para siswa. Kegiatan yang dilaksanakan ikhtifal, marawis, hadroh, dan tarian-tarian islami lainnya. Sungguh luar biasa meriahnya acara tersebut. Yang paling membanggakan untuk kami para orang tua. Tentunya peningkatan pendidikan yang islami  putra kami. Nilai karakter dan pembiasaan yang islami untuk bekal masa depan yang akan direalisasikan dalam kehidupa